Rabu, 15 Januari 2014

LOVE BOAT: Cinta Datang Tiba-Tiba.... [Episode-12]


[Episode sebelumnya: Arli menelfon Bayu, "Hai.. lagi dimana? tumben ga nelfon, mana ga ngajak jalan lagi. Kenapa? cape ya yang kemarin bawa motor ke tangkuban prahu? hari ini masih cape?". Diseberang sana Bayu menjawab, "Eh, hai Arli. Aku di rumah, dari kemarin emang ga kemana-mana. dibilang cape sih dikit aja. kalau sekarang pastinya udah ga lagi." Arlipun mencoba menimpali, "trus, kok hari ini ga ngajak aku jalan?"...]


Rasa penasaran Arli mendorongnya bertanya pada Bayu, "trus, kok hari ini ga ngajak aku jalan?". Mungkin atas pertanyaan itu, Arli sebelumnya sudah mengira-ngira jawaban yang mungkin dilontarkan Bayu. Tapi lagi-lagi perkiraan Arli meleset. Dengan Nada lugu dan penuh kejujuran Bayu menjawab, "gini Arli, uang saku ku sekarat, hehehe jadi ga bisa ngajakin kamu jalan. maaf ya, sepertinya duit simpananku buat ngajakin kamu jalan-jalan sudah menipis. Harap maklum ya, inikan musim liburan, aku ga ngajar privat, jadi uang masuk juga ga ada".   

Benar-benar jawaban yang tidak Arli duga sama sekali. Arli semakin mengagumi sosok Bayu yang penuh keterbukaan dan tidak gengsian, segera saja dia menjawab dengan nada riang penuh canda, "yaelah..gitu toh kondisinya. Kamu sih, dari kemarin dibilangin kalau bayaran makan atau apa, ya gantianlah, kita kan sama-sama masih mahasiswa Bayu. Gini deh, aku bosen dikosan temen terus, kamu ada waktu ga hari ini.. jalan yuk, kali ini aku yang traktir, kamu ga boleh nolak! ini namanya emansipasi...gimana??". Bayu tertawa dan menjawab, "oke, aku jemput ya sekitar 1 jam lagi.. kamu pengen diajak jalan kemana?", dengan nada yang lebih santai Arli menjawab, "kita kan selalu ke alam tuh, kali ini ajak aku ke Ciwalk ya.. kita nonton disana. Mau?", tidak menunggu lama Bayupun menyetujui pilihan Arli dan segera mengendarai motornya menuju kosan Inat.  

Pukul 16.30 wib 
Kali ini, Bayu tidak lagi protes tiap Arli mengeluarkan uang, untuk membayar tiket nonton maupun untuk beli cemilan, Bayu sudah sepakat dengan perjanjian yang disebutkan Arli sebelumnya, demi menegakkan emansipasi, begitu kata Arli. Arli memilih film KINGKONG tanpa mengecek durasi tayang filmnya, ga disangka, film tersebut berdurasi 3 jam. 

Ditengah-tengah alur cerita, di dalam film tersebut ada adegan pementasan opera, dimana pada opera itu, terdapat dua perempuan sedang mengobrol di satu sofa ditengah-tengah panggung opera. Dengan nada khas opera, wanita pertama bertanya, "hei, bagaimana hubunganmu dengan edward? apakah dia sudah menyatakan perasaannya kepadamu dengan pasti?" sambil bangkit berdiri dari posisi duduknya di sofa, wanita kedua menjawab dengan wajah kesal, "ah..edward itu pria yang tidak tegas. sampai sekarang dia tidak pernah memberitahukan perasaannya kepadaku,". Arli tersentak dengan percakapan kedua wanita dalam opera itu, seolah-olah percakapan itu sedang mengungkapkan isi hati Arli saat ini. 

Ketika dua kalimat itu diucapkan, Arli sempat melirik ke arah Bayu, saat itu Bayu berada di sebelah kiri Arli, terlihat tenang dengan kepala yang ditopang tangan kanannya yang bertumpu pada tangan kursi, sehingga Arli tidak tau persis, apakah Bayu menyimak pembicaraan kedua wanita itu, atau justru sedang tertidur pulas.  

20.00 Wib 
Film berakhir, namun 1 kaleng sprite dan 1 kaleng coca-cola beserta 1 kemasan kecil cemilan kacang telur belum tersentuh sama sekali. Bayu dan Arli memutuskan segera keluar dari Ciwalk, namun gerimis datang. Masih melaju sekitar 300 meter dari Ciwalk, Bayu memutuskan menghentikan motornya dan memilih menepi sementara, Bayu kuatir Arli akan sakit jika hujan-hujanan. Bayu dan Arli duduk diemperan toko baju di jalan cihampelas yang sudah tutup sehingga keduanya bisa bersandar pada pintu toko yang tertutup rapat sambil meluruskan kedua kaki di teras yang mereka duduki, sementara hujan turun semakin deras. 

Bayu sempat bertanya pada Arli, "Apa pesan film KINGKONG itu yang kamu petik?". Dengan santai Arli menjawab, "lestarikanlah binatang langka".  Bayu sedikit tertawa dan kemudian hening. Tanpa diduga Bayu berkata, "kalau untukku, tadi filmnya ada ngasih pesan khusus.. sebagai laki-laki harus berani mengungkapkan perasaannya kepada perempuan yang dia sukai". Arli terdiam tidak menyangka. Ternyata Bayu menyimak percakapan kedua wanita pemain opera di film Kingkong tadi. Terus? apa maksud dari pernyataan Bayu barusan ya? Arli bertanya-tanya di dalam hati.

Suasana hening tak sengaja terbentuk. Arli menyibukkan diri dengan mengambil minuman kaleng yang belum tersentuh waktu menonton film tadi. Arli memberikan coca cola untuk Bayu, ia sendiri minum sprite sambil ngemil kacang telur sisa dari bioskop tadi. berbagai rasa berkecamuk di hati Arli. Tidak terdengar satu patah katapun baik dari Bayu ataupun Arli, hanya terdengar bunyi air hujan menubruk tanah dan atap pertokoan diiringi bunyi tegukan minuman yang sesekali terdengar. Sangat kaku sekali.. entah kenapa.. dan tidak tau, siapa yang lebih dulu memulai kekakuan itu..

21.00 wib 
Sedang menikmati keheningan itu, tiba-tiba Bayu yang duduk tepat di sisi kiri Arli segera menyambar tangan kiri Arli dan menggenggam telapak tangannya begitu erat. Rasa dingin dari telapak tangan kanan Bayu begitu terasa, sedingin tangan seseorang yang baru saja diguyur es.. Anehnya lagi, Bayu tak mengucapkan satu patah katapun, dia hanya menatap lurus ke arah jalan raya sambil tetap menggenggam tangan Arli dengan erat. 

Beberapa menit berlalu, Bayu mulai memulai pembicaraan dengan nada terbata -bata, tanpa menatap mata Arli sekalipun, "Arli, kita kan sudah lama berkomunikasi, sejak pertemuan pertama kita di Kapal Kelud. Aku ga nyangka sampai sekarang kita masih bisa sedekat ini. Tentu rasanya senang sekali bisa bersama kamu. Hampir 2 minggu ini kita jalan bareng, pasti kamu bisa menilai aku, kebiasaan-kebiasaan burukku, kelemahanku, kekuranganku, aku sengaja menunjukkan siapa aku sebenarnya, aku ga berusaha berubah menjadi yang terbaik di depan kamu. Aku berharap kamu bisa menilai aku dengan jujur, supaya saat ini kamu menjawab pertanyaanku sesuai dengan kata hatimu."

--------------------------------hening-----------------------------------

Bayu menarik nafas panjang, menggenggam tangan Arli semakin erat, dan kemudian berkata, "Arli, kamu mau ga jadi pacarku?". 

--------------------------------hening-----------------------------------

Tak disangka, beberapa menit berselang, Arli tak bergumam sedikitpun.. dia hanya memandang lurus ke depan tanpa ekspresi, begitu biasa-biasa saja. Di dalam hati Bayu bertanya, "Apakah ini tanda penolakan?" jantungnya berdetak kencang, telapak tangan Bayupun bertambah dingin... Sebenarnya, ada apa dengan Arli??...

[to be continued..] 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar