Kamis, 22 Desember 2011

IBUKU...LUAR BIASA!



22 Desember 2011,
pagi-pagi aku terbangun denger mama lagi ngegeser kursi buat nyetrika baju, akupun segera meninggalkan tempat tidurku. teringat kado yang udah kupersiapkan kemarin yang masih tersembunyi ditumpukan buku-bukuku..

Ah..momentnya pas.
kubuka pintu kamarku, "slamat hari ibuuu..." ku salam dan kupeluk mamaku. tak lupa kusodorkan kado ke tangan beliau.. dengan tersenyum mama bilang, "pas hari guru ga ingat telfon mama dari Bali, untung pas hari ibu masih ingat ya..loh apa ini? kok pake kado segala? isinya apa?" aku cuma bisa nyengir sambil bilang, "udah..mama buka sendiri aja deh, semoga pas".

Si mama saking semangatnya ngebuka kado, sampe kotak hadiahnya kerobek dikit, hahahha.. trus simama ngebuka, dia langsung pasang muka bahagia.."eehhh..sendal pesta. buat natal mama hari ini ya?? cantiknya.. sendal martuppol mama aja ga ada kaya gini..", seneng deh dengarnya..syukurlah gitu dicoba, ternyata pas.

Si mama malam ini mau natalan, kemarin diajakin beli sepatu, katanya sayang..jarang dipake kalau sepatu pesta. itulah seorang ibu..kalau buat mempercantik diri sendiri, pasti pertimbangannya segudang..tapi kalau buat anak, sampai tetes keringat terakhirpun pasti diperjuangkan.


DULU..
Kami tumbuh dalam kesederhanaan.. tapi kami ga merasa berkekurangan. Itulah hebatnya mama.. Kebutuhan kami selalu terpenuhi, walaupun alat pemenuhan kebutuhannya itu hampir seluruhnya alat pengganti. Misalnya aja nih ya.. butuh susu, ga cukup beli susu, si mama masak nasi airnya dibanyakin, ntar airnya sebagian kami minum, katanya pengganti susu..gizinya katanya ga kalah tinggi. trus pengen bawa bekel minum teh manis kaya temen-temen disekolahan..emang sih mama bikinin teh manis, tapi ga pake bubuk teh / teh celup, tapi dikasih bubuk kopi dikit..supaya warnanya kaya teh manis, wkwkwkwkwk... butuh buku tulis, pasti ada.. tapi bukan buku baru.. sisa lembar-lembar buku yang belum terpakai dicabutin sama mama, trus dikumpulin trus dijahit biar jadi beberapa buku, hahahaha kreatif!

Ga cuma itu, butuh buku pelajaran kata mama beli di sekolah mahal, trus disuruh mama ngintip buku temen..tulisin judul bukunya apa? pengarangnya siapa? warna covernya apa? nah..trus pas hari minggu mama ngajakin ke TITI GANTUNG MEDAN (dulu lokasi penjual buku-buku bekas paling gede di kota Medan ya di titi gantung..posisinya dijembatan di deket stasiun kereta Medan. Tapi sekarang udah pindah ke depannya di area pinggiran Lapangan Merdeka deket merdeka walk) beli buku bekas dengan ciri-ciri yang pas, wkakakakakakakak...


Ada lagi nih kekreatifan mamaku.. bapak dulu punya kerja sampingan buat menuhin kebutuhan keluarga, dia kerjanya dari sore sampai larut malam. Nah, untuk hemat biaya, bapak makan malamnya di rumah..pastinya udah larut. Waktu itu di rumah ga ada penghangat nasi (magic jar/ magic com), tapi mama mana tega bapak makan nasi dingin.. muncul ide briliant mama.. nasinya dimasukin ke gelas stenles steel yang gede, trus ditutup rapat trus diambil selimut yang tebel banget trus tuh nasi dibungkus rapat2 pake selimut..BERHASIL! pas bapak pulang..nasinya masih hangat ^_^ mamaku luarrrr biasa! itulah sebabnya..kami hidup sederhana, tapiii ga berkekurangan ^_^

Itulah mama...
sosoknya sungguh luar biasa.
mungkin mama adalah ibu yang punya kekuatiran di atas rata-rata. tapi meskipun penuh kuatir..dia tetap tegar melepas anak-anaknya satu persatu pergi merantau. mama selalu memberikan kepercayaan pada anaknya untuk memilih jalan hidup sendiri.. mau sekolah dimana..kuliah dimana.. kerja apa.... tinggal dimana... beliau benar-benar mendukung setiap pilihan2 yang diambil anak-anaknya, meskipun pilihan anaknya itu harus memaksanya menabung lebih banyak lagi hari demi hari...

mama itu tipe orang yang selalu mencukupkan hidup dengan apa yang ada.. dia selalu mengingatkan kami untuk tidak mengambil hak orang lain, dan tidak menutup rejeki orang lain. mama paling ga suka kami mengambil semua peluang, dan akhirnya menyia-nyiakan apa yang kami dapat sementara orang lain mengharap-harapkan peluang itu.. mama selalu berpesan, kejarlah apa yang kamu butuhkan..dan cukupkanlah hidupmu dari apa yang kamu miliki.

Mama benar-benar mengajarkan kami tentang hidup, diajar untuk tegar, berstrategi menghadapi tantangan hidup..dan pastinya diajarkan untuk mensyukuri setiap anugrah Tuhan.

SAAT INI...
kehidupan kami sedikit demi sedikit beranjak meningkat.. Negeri ini sudah mulai memandang profesi guru adalah profesi yang mulia, dan dihargai dengan gaji yang jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Kamipun sudah dewasa, telah menyelesaikan pendidikan bahkan sampai jenjang pendidikan strata-1, hingga akhirnya bekerja, berpenghasilan sendiri dan berkemampuan memberikan sedikit kepada orangtua kami..

bahagia rasanya bisa melihat mama mulai menikmati masa-masa di hari menjelang tuanya..




dan kebahagiaan itu terlihat jelas dalam kebersamaan ditengah-tengah keluarga yang ia cintai.





Dan sumber kebahagiaan terbesarnya adalah... KELUARGANYA!


SELAMAT HARI IBU, ma....
Semoga kelak kami anak-anakmu bisa menjadi ibu yang terbaik bagi anak-anak kami..seperti mama ^_^

Selasa, 02 Agustus 2011

NGARO ENDE-ENDE SIAN SILINDUNG I......

Dikutip dengan pengubahan dari http://dondaujung.wordpress.com






Jangan sampai lupa ! sebelum anda berkelana menyusuri seluk-beluk di situs ini agar terlebih dahulu memutar lagu-lagu dari Silindung. Akan ada ketenangan jiwa, akan ada kerinduan, akan ada kasih sayang, akan ada niat, akan ada tekat kuat, maka bila anda mewujudkannya untuk sekali-sekali pulang ke Silindung dan berbuat sesuatu yang baik disana, anda akan menjadi orang yang diberkati Tuhan dengan kebahagian dan kelimpahan harta. Jangan tinggalkan kesempatan ini !!! Kapan lagi anda akan menorehkan sejarah di mana pusar nenek moyang anda tertanam disana, dimana darah nenek moyang anda tertumpah untuk mempertahankan Tanah Suci Tanah Leluhur.

Ayo coba kita resapi dan renungkan Silindung yang jauh dikenang disana.
Rura Silindung Najolo. Bila anda meng-click memang membutuhkan waktu sebentar untuk download, tetapi bila anda sudah berhasil maka bersiaplah untuk berbahagis. Click disini>>>Rura Silindung Najolo Masih kurang puas! boleh dimainkan berulang sampai hati anda tenteram dan puas dengan meng-click tombol play pada window. Bila sudah puas dengan lagu Rura Silindung Najolo yang dinyanyikan oleh Joy Tobing barulah anda diijinkan meng-click lanjutannya, seperti berikut poin dibawah ini.

Rura Silindung Najolo
Molo huingot Rura Silindung Najolo,
Na ujui tingki naposo nahinan,
Lungun do roha manetek ilu so binoto,
Molo huingot sude Sibokka nahinan.
Margombari ditingki i maraloalo,
Tung sonang do tahe sude mansai sonang,
Haposoon sisaonari dang mangalo,
Nang pesta, na tung sasagun do di au tarsingot au.
Molo hingot Rura Silindung najolo,
Endehon ma ende ni Situmorang.
Kembali ke awal sampai selesai….
Setelah anda sudah mampu mengenang Silindung yang ditingkalkan nun jauh disana, maka akan tergeraklah hati melantunkan tembang Rura Silindung. Mungkin masih terngiang berganti sidumadangari dan dan bunyi sese di balian. Mungkin pula masih terbayang bila terang bulan memancarkan kelembutan cahayanya, bahkan sampai subuh masih mampu memberikan keindahannya.

Rura Silindung – Christine Panjaitan.
RURA SILINDUNG (Cipt. Nahum Situmorang)
Molo manguling,
Sidumandang ari i,
Soluk ma ro,
Sirumondang bulan i.
Huhut mangkuling,
Sese di balian i,
Lao mangendehon,
Rura Silindung i.
Reff :
Rura Silindung,
Rura na sundenggan i,
Lambok malilung,
Na marbaju i di si.
Dipukul opat,
Di robot ni borngin i,
Di si pe mulak,
Sidoli pangaririt i.

Mungkin sudah lama Silindung ditinggalkan, bahkan Silindung pun sedang mencari-cari dimana keberadaan anda. Ternyata merekapun merindukanmu dan berharap ditempatmu yang berada nun jauh supaya tetap ingat akan Tuhan dan jangan melupakan yang kau tinggalkam. Silindung sedang bertanya Sai Tudia Ho Marhuta.

Si Tudia Ho Marhuta (Cipt. Nahum Situmorang)
Sai tudia ho marpira,
Da anduhur na gundesan,
Sai tu dangka ni Rantiti,
Marpusukhon hau umba.
Sai tudia ho marhuta,
Ale sidongan magodang,
Da tu luat sihadaoan,
Sai horas be ma pariban.
Ingot ma na tinadinghonmu,
Marsahali sabulan i,
Ingot gareja parpunguan
Na ditopi ni dolok i.
Kembali ka bait; Sai tudia ho marhuta….

Dari lubuk hati yang paling dalam ada keengganan dihati sanubari Silindung untuk melepaskan putra-putra terbaiknya harus keluar dari Tanah Kelahiran itu. Disamping itu ada kekhawatiran kira-kira kapan putra-putra terbaik ini akan kembali. Tetapi Silindung tidak mampu memaksakan dirinya untuk menahan kepergian putra-putra tercintanya itu, lalu dia hanya dapat berharap supaya semuanya horas diperantauan termasuk mereka yang ditinggalkan walaupun hati pedih, pilu bagai disayat sembilu. Dengan berat hati…. ba Molo Saut Ma Ho Ingkon Lao.

Molo Saut Maho Ingkon Lao
Manadingkon au nang na sai laon
Mansai hansit mansai ngolngol, do hilalaon.
Molo i nama ninna roham,
Molo i nama saut ni hatam,
Sai horas ma ho nang di na dao,
Horas maho horas maho horas nang au.
Sadihari ho ro….
Hu paima do ho….
Sai horas ma ho nang di na dao,
Horas maho horas maho horas nang au.

Setelah sekian lama tak berjumpa dan bukan hanya ukuran kemunculan bulan tula tetapi mungkin sudah ukuran tahun tak berjumpa. Getaran hati yang dipancarkan oleh Silindung tidak pernah sirna untuk berharap akan segera berjumpa dengan putra-putra tercinta. Bukan hanya sebatas terpikirkan, bahkan setiap gerakan angin yang semilir serasa sedang menanti untuk segera menyambut sambil duduk di tangga balatuk rumah. Tanpa sadar terhadang keluar sendiri kalimat dari simangkudap “Ai lupa do ho fuang kedan!!! na dipaborhat par Silindungi do ho tu pangarantoan on. Unang… Unang… Lupa Do Ho dongan.”

Lupa Do Ho (Cipt. Firman Marpaung)
Marudur do sude, akka dongan sahuta da,
Ditopi parik di hutai, na di toru ni bului
Nang ilu ilu pe huhut, sai maraburani
Lao paborhathon ho, naujui tuparjalangan.
Makkirim do sude, haha anggi iboto mi,
Anggiat sahat ho hasian, tu tinodo ni rohami
Anak siparbagaon tahe, sian na di huta i
Ai tung makkirim do, sude amang di gogo mi.
Ai dung tarida ma, da goarmi amang
Sahat tu ujung ni portibion
Ai gabe lupa do ho di lage-lage
Podoman mi naung baribak i.
Nang didalan na margamboi amang
Da na di toru ni sampilpil i…
I ma tano hatubuan mi amang
Lupa do ho…….
Kembali ke …. Mangkirim…… lalu lanjut ke lirik dibawah
Manimbung au amang, da tu alaman i
Sian balatuk ni jabunta i
Hurimpu do amang, ho na ro mulak i
Mandulo i hutam na buni i
Holan uap na so marimpola i
Na marbagahon hapistaran mi
I ma upani na maranak i
Dangol na i…..
I ma upani na manubuhoni
Lupa do ho……

Matte, nga tangis be ho…!!! apus jo ilu mi kawan. Bereng ma jo dirim dison asa puas jo ho fuang…..
Nga be da… siaphon ma koper mi kawan, lului ma tikket na mura-mura i pe, laho ma ho jolo maningkir hutami, IDAHUTAMI alana Dijou Au Mulak Tu Rura Silindung manang lanjut ma muse tuson.

DIJOU AU MULAK TU RURA SILINDUNG (Cipt. Nahum Situmorang)
Sian na dao hubege do sada ende
Tarsongon na mangandung-andung inang
Mangandungi ahu parjalangi
Bornginnai tangis tarlungun-lungun inang
Dijou ahu mulak inang
Da tu Rura Silindung
Di si do paimahon inang
Da na lambok malilung
Mansai hansit jala ngot-ngot mansai porsut
Jala dangol do andungi begeon inang
Dirusuhi dibolai ate-ate
Dibagasan hilaon amang dainang
Nalao ahu mulak inang
Da tu Rura Silindung
Asa gira huida inang
Da na lambok malilung
Hundul ahu inang pual-pualon
Jongjong ahu inang ansosombopon
Mata da inang so ra tarpodom
Binahen ni sidangolon da inang
Dibaheni aut marhabong-habong ahu
Tarsongon lali habang ahu da inang
Tongkinon dope au laho habang
Manalpui angka dolok rura inang
Na lao ma ahu habang inang
Da tu Rura Silindung
Asa gira huida inang
Da na lambok malilung
Kembali ke bait; Hundul ahu….

Unang lupa ho mamboan oleh-oleh sian pangarantoan on. Unang pola tuhor sigaretmu ma-pak sian pangarantoan on. Sukkup ma sigaret na sian lapo na disini ma tuhor, ia nanggo holan apala i paruntunganna sian ho na ro. Dung sahat ho di Polonia, laos charterhon ma Kijang i sada, jala sian Siantar mandapothon Parapat nungga dianggo ho be uap ni Tano Batak i, laos endehon ma O Tano Batak.

O TANO BATAK (Cipt. S Dis – Sitompul)
O tano batak haholonganku
sai na masihol do au tu ho
dang olo modom dang nop matakku
sai namalungun do au
sai naeng tu ho
Molo dung bissar mataniari
lao manondangi hauma i
godang do ngolu siganup ari
mambahen masihol do au
sai naeng tu ho
Reff :
O tano batak andigan sahat
dapothononku tano hagodangan ki
O tano batak sai naeng hutatap
au on naeng mian di ho
sambulon ki

Molo dung sombu sihol mi, ingkon mago do sude sahit jala laos marroan do muse angka pansamotan dohot na ingkon dapotonmu do hamoraon hagabeon hasangapon tujoloan ni ari. Ima jo tu si, horas-horas ma ate…..





BAGI YANG TIDAK MENGERTI BAHASA BATAK, silahkan cari temen yang fasih berbahasa batak untuk menterjemahkannya, sekalian minta dia ngungkapinnya pakai logat batak..pasti aseeeekkk dahhhh. suka banget dengan postingan ini. Jempol buat BUDAYA INDONESIA!

HORAAAASSSS!

Jumat, 01 Juli 2011

S.E.J.A.R.A.H!

Begini ceritanya..

Masa lalu adalah bagian dari masa sekarang dan masa yang akan datang, karna kita tidak akan sampai pada masa ini dan yang akan datang tanpa melalui masa yang sudah lampau...tidak salah kalau kita sebut aja masa lampau itu sebagai SEJARAH..ya, sejarah hidup.

Memang..

tidak selamanya masa lalu itu mudah untuk dikenang, karna tidak semua masa lalu itu menyenangkan..bahkan tidak jarang masa lalu itu seolah ingin dihapus dari ingatan...Tetapi buatku, kehidupan kita ibarat sebuah ROMAN (dulu waktu SMP belajar bahasa Indonesia, sastra jenis Roman itu mengisahkan kehidupan si tokoh dari sejak lahir hingga kembali pada Tuhannya), yang terdiri dari chapter..ke chapter berikutnya..saat kita membuka kembali halaman per halaman yang telah berlalu, saat itulah kita dapat menyebut masa lalu sebagai KENANGAN..mungkin itu manis, atau pahit..

Awal mula..

dikehidupanku aku bertemu dengan banyak orang, bergaul dengan berbagai tipe dan karakter, serta berteman dengan siapa yang juga ingin berteman denganku..ada yang dekat dan akhirnya berujung menjadi sahabat, ada pula yang dekat, tapi ntah kenapa saat ini akupun tak tau sebenarnya ada apa dengan pertemanan kami..

Jadi teringat kejadian Semalam!

tadi malam aku mengingat mereka yang terdekat dimasa lalu, ya ampun...begitu banyak kenangan. Tidak heran kalau wajahku tersipu malu sendiri..Aku terpaku, ternyata mereka memiliki arti tersendiri di hatiku, tak kusangka!
kecewa? ya..pada titik tertentu aku kecewa, karna aku pun ga mampu menjelaskan mengapa yang indah itu hanya tinggal kenangan..
Mungkin saja kerinduanku membuatku tak sengaja menekan nomor telepon selulernya dan terdengar nada panggil..belum sampai berakhir pada nada pertama, aku segera tersadar dari kekonyolanku dan mematikan sambungan telfonku..kemudian aku tertawa..hahahahahaha..dasar makhluk yang aneh!
dan saat itu aku menyadari, aku benar-benar menyayangkan kehilangan hal-hal indah dulu..

Namun..

masih teringat dengan kejadian semalam, aku mencoba merenungi jikapun ada kesempatan untuk mengubahnya, apakah akan kuubah? dan anehnya, aku malah memilih TIDAK AKAN MENGUBAHNYA..
loh, kenapa? toh aku tidak ingin kehilangan hal indah-indah dulu bukan?
ya benar.. tapi hal yang indah itu benar-benar indah jika ia tidak hanya indah disatu masa, tetapi tetap bertahan indah dimasa-masa berikutnya yang akan datang. Dan aku tau.. TIDAK untuk kasus ini..

Jikapun ada kesempatan tuk bertemu dan membuka lembaran-lembaran Romanku terdahulu..

aku lebih memilih lembaran-lembaran itu berisi kejadian yang sama tanpa pengubahan sedikitpun, karna kejadian itu adalah hasil dari ujian yang ada selama ini, tentu saja itu berharga.. toh tidak seorangpun dapat memprediksi masa yang akan datang.. mungkin hal-hal indah dulu tidak hanya tinggal kenangan, bisa saja kelak dimasa mendatang keindahan itu datang kembali dalam wujud yang seharusnya..yaitu wujud yang terbaik sesuai kehendak Sang Penulis Roman itu sendiri..

SANG PEJUANG KEHIDUPAN..

PENAMBANG BELERANG di KAWAH IJEN...

Rabu/29 Juni 2011
22.57 Wib


Hari libur,

biasanya mereka yang bekerja akan sangat menikmati hari ini..dimana mereka akan terbebas dari rutinitasnya. Itulah yang kualami hari ini..sempat kemarin berkeluh kesah sejenak di jejaring sosial, merasa pekerjaanku terlalu membosankan, datar, tidak berwarna..
Liburan kali ini tidak saja mendapatkan waktu yang menyenangkan berwisata bersama kedua orangtuaku, tapi juga mendapatkan teguran manis dari-Nya melalui satu tayangan inspiratif dari MetroTV.. yang mengupas kehidupan para penambang belerang di Kawah Ijen, dan aku menyebut mereka.. SANG PEJUANG KEHIDUPAN!

KAWAH IJEN...

Kawah Ijen berada di puncak Gunung Ijen yang merupakan salah satu dari rangkaian gunung berapi di Jawa Timur seperti Gunung Semeru, Gunung Bromo, dan Gunung Merapi. Kawah Ijen terletak di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Kawah Ijen merupakan salah satu danau kawah terasam didunia dengan ph (0-0,5). Suhu Kawah ini mencapai 200 derajat celcius. Kawah ini mengandung kira-kira 36 juta meter kubik air asam beruap, dan diselimuti kabut berbau belerang, begitulah berbagai menjelaskan tentang Kawah Ijen ini.

Tapi bukan itu yang paling menarik perhatianku. Aku lebih tertarik memperhatikan mereka yang memanggul 2 buah keranjang yang diikatkan pada 1 buah kayu panggul yang bagian tengah kayu tersebut diletakkan diatas salah satu bahu sipemanggul.. tidak sekedar 2 buah keranjang anyaman, tapi kedua keranjang tersebut terisi penuh Belerang yang telah membeku dengan berat total berkisar dari 60 Kg s/d 120 kg..

SANG PEJUANG KEHIDUPAN..

ya, merekalah penambang belerang.. mendengar kata "belerang", otomatis terbayangkanlah aromanya yang sangat menyengat..kebanyakan orang menyebut aromanya seperti telur busuk. Kebayang ga jika ada orang yang kesehariannya menghabiskan waktu diarea belerang, ga sekedar belerang..tapi area letupan-letupan gas belerang yang masih aktif? sulit sekali menyadari bahwa itu benar-benar nyata.. bahkan ga jarang dari mereka telah menekuni pekerjaan menambang belerang selama hampir 25 tahun..

TIDAK MUDAH!

aroma bukan satu-satunya tantangan bagi mereka sang penambang belerang. tetapi mereka harus menempuh jalanan terjal menuju kawah Ijen yang berjarak sekitar 3 km perjalanan, ga sekedar 3 km, tetapi 3 km lengkap dengan kemiringan dakian sampai 60% beserta keranjang-keranjang pikulan berisi belerang beku seberat 60 s/d 120 kg di bahunya..sungguh luar biasa, dan kemudian mereka kembali menempuh 3 km lagi dengan tantangan yang sama untuk pulang ke tempat penimbangan belerang dan menerima upah.

Ketika sang pemilik acara menanyakan kepada para penambang belerang mengenai harapan mereka dari hasil kerja keras mereka, ada kalimat yang sungguh menegurku, "jadi penambang belerang ini sudah kami jalani sejak lama, demi mendapatkan upah, nanti dipakai buat kebutuhan sehari-hari, dan yang terpenting buat biaya anak sekolah..pinginnya ya anak kami tidak bernasib seperti kami..semoga saja pendidikan yang dia peroleh saat ini bisa membawa anak kami ke pekerjaan yang lebih baik nantinya. Kalau dibilang cukup atau ga cukup, ya kami cukup-cukupkan..maunya hati sih bekerja 7 hari penuh, tapi aroma belerang dan uapnya bikin ga enak, jadi cuma sanggup 5 hari seminggu..soal hasil, rejeki datangnya kan dari Tuhan"
tak salah aku menyebut mereka SANG PEJUANG KEHIDUPAN, bukan?

Aku merasa Tuhan berikan kemudahan hidup bagiku,

padahal selama ini masih sering ku keluh kesahkan..Karna lokasi kantorku yang lumayan jauh, aku harus bangun jam 5 pagi, beberes rumah bentar, mandi, dandan, trus jam 6.30 pagi berangkat..sementara itu sang penambang belerang harus bangun lebih pagi karna harus menempuh jarak 3 km dengan medan yang sulit agar sampai di kawah tepat waktu.

Setiap harinya aku ngantor dianterin adikku naik sepeda motor sampai ke depan kampus adikku, trus aku lanjutin naik angkot sampai di depan kantor..sementara sang penambang hanya BERJALAN KAKI, karna medan yang ada hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki, dan tak jarang mereka tanpa alas kaki, kuatir tergelincir..

Setibanya dikantor, aku akan disambut ruangan yang bersih dan sejuk karna ada AC, dengan aroma buah apel dari pengharum ruangan, hmmm nyaman karna kursi yang akan kududuki seharian juga empuk, telah tersedia dispenser cold and warm lengkap dengan air mineral untuk diminum dikala haus...sementara itu sang penambang yang telah tiba dilokasi kerjanya akan segera berhadapan dengan gas-gas letupan belerang yang panas dengan bau yang sangat-sangat menyengat..tidak ada AC disana, tidak ada pewangi ruangan dan tidak ada kursi yang empuk, hauspun akan sering dirasa, namun air yang tersedia hanya sebanyak isi botol minuman yang biasa mereka bawa sebagai bekal dikala haus..

diperjalanan pergi atau pulang kantor aku akan menghadapi macet, atau jika hujan maka akan menghadapi genangan air..tapi aku terlindungi, karna aku didalam kendaraan. Sementara itu, sang penambang belerang akan menghadapi medan yang curam dan terjal dengan kemiringan sampai dengan 60%, jika hujan, jalanan semakin licin dan berbahaya, jika tidak hati-hati dapat saja tergelincir..Tidak disebutkan berapa penghasilan sang penambang, tapi yang pasti kehidupannya sangat sederhana..sementara aku, ya memang gajiku juga tak seberapa..tapi setidaknya aku masih bisa menikmati film-film yang diputarkan dibioskop, atau sekedar nongkrong di cafe menikmati menu yang sedap sepulang kantor...


DIINGATKAN OLEH-NYA

begitulah..sederhana, tapi teguran-Nya sungguh luar biasa. Semua orang ingin kehidupan indah dan nyaman, namun meskipun kehidupan kita belum seberapa dibandingkan harapan dan mimpi-mimpi kita, cobalah bercermin dari mereka yang berjuang mati-matian tiap harinya demi kehidupannya..itu akan mendidik kita untuk lebih bersyukur. Toh hidup ini akan selalu indah..semua tergantung cara pandang kita..dan menurutku, dengan bersyukur, semua akan terasa lebihhhhh INDAHHH...


TETAP SEMANGAT dan SELAMAT BERKARYA temans!

SEJENAK BERADA DI ALIRAN FEMINISME..

PEREMPUAN..


ketika ia hanya di dapur, mereka komentar.."ah, kasihan, tidak berkembang"..
ketika cenderung menenteng tas kerja, mereka juga komentar.."ga sadar kodrat"..
ketika melangkah perlahan selalu mengikuti pria di depannya, mereka masih komentar.."tidak mandiri, terlalu bergantung"..
ketika ia terbang melambung tinggi mengejar mimpinya, komentar tetap ada.."toh ntar bersuami, ngapain segitunya"..


Itulah dunia..
selalu sulit melihat perempuan sebagai individu yang merdeka..
selalu menilainya sebagai peran pendamping, seolah tak layak jadi tokoh utama..
apa yang terjadi pada kaum wanita terdahulu, seolah jadi harga mati tolak ukur dari zaman ke zaman..



PEREMPUAN..
jika ia memenangkan pertandingannya, orang kan berkata, "wajar, ngalah sama perempuan"..
jika ia kalah, ada yang berkomentar, "namanya juga perempuan, kan lebih lemah"..
kembali melihat DUNIA tak mampu memandang sang PEREMPUAN benar-benar dengan kedua matanya..



Di negeri Patriakhi ini..

dalam birokrasi jabatan, mungkin kursi ketua sulit dijangkau sang perempuan, kursi sekretaris jauh lebih menjanjikan...
dalam kabinet, kursi "menteri pemberdayaan perempuan" menjadi kursi andalan kaumnya..


Tapi itu bukan hal pemusnah semangat sang HAWA-HAWA untuk berdikari dan melangkah maju..
terserah kau setuju atau tidak, tapi...
ketika kegagalan menghadang..sang perempuan lebih DEWASA menerimanya..
ketika haknya terinjak, sang perempuan lebih SABAR menghadapinya..
ketika kehidupan dihadapkan pada keputusan yang sulit, sang perempuan lebih BIJAK menyikapinya..
dan ketika dunia penuh kekejian dan kemunafikan, sang perempuan lebih PERASA dan lebih dulu menyadarinya..


Mungkin PEREMPUAN tidak sekuat SAMSON, tapi ingat..siapa yang menjatuhkan SAMSON, Delila bukan?
Juga tak setangguh MARCOPOLO mengarungi samudra raya..tapi kasih sayang dan perhatiannya selalu mampu menjangkau orang-orang yang dicintainya dalam setiap ingatannya, doanya, bahkan tiap detik ia bernafas..


Wajar saja jika kau katakan tulisan ini berlebihan dan terlalu mengagungkan PEREMPUAN.. sebab jika bukan aku kaumnya..siapa lagi?

Selasa, 21 Juni 2011

Penyejuk hati..

Beberapa Kisah yang sempat kubaca, dikala kepala kelelahan dengan pekerjaan..

"SAYA INGIN MENJADI PEMBAWA DAMAI"

Dua orang anggota Gereja, Brown dan Thompson bertengkar atas masalah yang sepele. Pertengkaran itu memanas dan menimbulkan kebencian. Ternyata ada seorang teman dari kedua anggota Gereja itu yang bersedih melihat kondisi tersebut. "saya ingin menjadi pembawa damai dan apa yang bisa saya lakukan untuk mendamaikan mereka berdua?" tanyanya dalam hati.

Dikemudian hari, perindu kedamian itu mengunjungi temannya, Brown dan bertanya, "bagaimana pendapatmu tentang Thompson?" dan dijawab Brown, "kamu bertanya tentang Thompson kepadaku? hah! menurutku dia orang tercela!" Kemudian dilanjutkan kembali oleh siperindu kedamaian, "tapi, engkau mengakui bukan kalau Brown baik terhadap keluarganya?" dan dijawab Brown, "iya sih, Thompson memang baik pada keluarganya". Kemudian siperindu kedamaian pergi mengunjungi Thompson dan berkata, "tahukah engkau apa yang temanmu Brown katakan tentang kamu?" dan langsung dijawab Thompson, "tidak, tapi dapat saya bayangkan dia mengata-ngatai saya dengan hal-hal yang kotor dan tidak baik!" dan disanggah siperindu kedamaian, "oh tidak..aku mendengar dengan telingaku sendiri bahwa dia mengatakan kalau kau baik pada keluargamu". dengan nada terkejut, Thompson menjawab, "oh ya?" dan disambung siperindu kedamaian, "iya benar. nah, sekarang kutanyakan kepadamu..bagaimana pendapatmu tentang temanmu Brown?" segera dijawab oleh Thompson,"ahhh, dia cuma seorang bajiangan yang tercela, jahat sekali!" dilanjutkan oleh siperindu kedamaian, "engkau tentu mengakui bahwa dia orang yang jujur bukan?" dan dijawab oleh Thompson, "iya..Brown memang orang yang jujur".

Kemudian, siperindu kedamaian kembali mengunjungi Brown dan berkata, "Brown, Thompson bilang kamu orangnya jujur" dengan terkejut Brown menjawab, "ah benarkah..".
tidak perlu menunggu lama, beberapa hari kemudian siperindu kedamaian melihat Brown dan Thompson duduk bersama di Gereja dan bersekutu dengan indahnya".




Kisah ini mengingatkanku tentang kehidupanku sehari-hari..
Aku terlalu sering dicekoki hal-hal negatif dari cerita-cerita orang yang memang sukanya menceritakan kehidupan orang lain..bahkan menceritakan kisah orang yang mungkin tidak dikenalnya namun ia pernah dengar dari orang lain.. ga heran dilingkungan kerja sering terjadi "perang dingin" yang mungkin jika ditanyakan apa duduk perkara sebenarnya, bisa saja tak seorangpun mampu menjawab dengan pasti..yang pasti hanya "ada kebencian, itu saja!".
Kisah siperindu kedamaian ini terkesan simple, tapi sangat besar manfaatnya.. aku jadi termotivasi untuk bertindak proaktif..dari pada hanya duduk diam mendengar cerita gosip.

AYO TEBARKAN KEDAMAIAN DISEKITAR KITA...
SEMANGATTTT...!!

Selasa, 10 Mei 2011

ABSTRAK SKRIPSIKU...

BENTURAN ASAS UNUS TESTIS NULLUS TESTIS TERHADAP KETENTUAN KEHADIRAN SAKSI MAHKOTA DITINJAU DARI ASPEK PERLINDUNGAN HAK-HAK TERDAKWA

Hari ini, Rabu/11 Mei 2011...
dikantor tak sesibuk hari-hari kemarin. Jauh lebih santai. Kemarin, 1 hari tanpa 1 tulisanpun di blog ini. dan hari ini, aku kangen banget kuliah lagi.. aku buka folderku, judulnya SKRIPSIKU 4 SKS. nah, pas dibuka trus dibaca-baca, makin kangeennn belajar lagi. inget banget proses pembuatan skripsiku itu..seru!
Akhirnya kepikiran nayangin ABSTRAK skripsiku di blog kesayanganku ini.. kalau nayangin isi skripsinya ya ga mungkinnnnn... panjang bow' ^_^


ABSTRAK


"Tahun 1989 Mahkamah Agung mengeluarkan Putusan MA No.1986 K/Pid/1989 atas suatu delik pembunuhan berencana. Putusan tersebut menjadi sorotan karena di dalamnya mengakui keberadaan saksi mahkota yang pada intinya menyebutkan bahwa saksi mahkota (kroon getuige) dapat digunakan dalam pembuktian delik dengan bentuk penyertaan (deelneming), yang mana saksi mahkota merupakan terdakwa yang bersama-sama melakukan delik dengan terdakwa lainnya. Jaksa Penuntut Umum (JPU) akan memecah perkara (splitsing) para terdakwa agar keterangan yang diberikan tersebut berkualitas sebagai alat bukti keterangan saksi. Saksi mahkota ini diperbolehkan terdorong kondisi perkara yang dinilai kurang saksi sehingga terbentur asas Unus Testis Nullus Testis yang karenanya perkara tersebut tidak memenuhi syarat minimum pembuktian. Ini menyebabkan perkara tidak dapat diajukan ke pengadilan atau terdakwa dapat diputus bebas. Sementara itu Undang-Undang No.8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tidak mengenal saksi mahkota, meskipun dalam prakteknya telah ada sejak sebelum berlakunya KUHAP. Pada perkembangannya, saksi mahkota dinilai telah melanggar ketentuan KUHAP dan disadari telah melanggar hak asasi manusia. Oleh karena itu muncul Putusan MA yang menentang adanya saksi mahkota yang terdapat pada perkara kematian buruh Marsinah tahun 1995. Meskipun telah muncul Putusan MA yang menentang saksi mahkota, dalam kelanjutannya JPU masih saja memaksakan menghadirkan saksi mahkota dalam pembuktian delik baik terhadap perkara kurang saksi maupun pada kondisi perkara lainnya. Penulisan ini merupakan analisis tentang benturan asas Unus Testis Nullus Testis terhadap kehadiran saksi mahkota ditinjau dari aspek perlindungan hak-hak terdakwa dalam KUHAP."



Gimana??? dari Abstraknya, kira-kira nih skripsinya menarik ga? Kalau buatku sih menarik (ya iyalah..wong yang punya skripsi kok bilang ga menarik, xixixixi). Temen-temen yang pengen tau cerita singkat isi skripsinya silahkan tinggalkan comment, ntar pasti aku bales semampuku..^__^



NOTE: Jangan sia-siakan setiap kesempatan belajar yang kita miliki.
S.E.M.A.N.G.A.T
shanshanpengenkuliahlagi

Minggu, 08 Mei 2011

REFLEKSI...

sebuah kumpulan Tugas Filsafat Hukum FHUI yang pernah kubuat..

Tadinya iseng-iseng buka folder perkuliahanku, tiba difolder Semester VII (periode awal Agustus 2007 s/d akhir Desember 2007) nemu matakuliah Filsafat Hukum. Wah, pas dibuka isinya ada 4 tugas tentang REFLEKSI. dimulai dari awal yaitu REFLEKSI TENTANG DIRI PRIBADI.. nah tugas berikutnya semakin luas yaitu REFLEKSI LINGKUNGAN. semakin jauh perjalanan perkuliahan, diberikan lagi tugas tentang REFLEKSI TERHADAP HUKUM..dan terakhir menjelang akhir semester VII diberikan tugas REFLEKSI TENTANG KEADILAN.

waktu ngebaca semua isi refleksiku dulu, hmmmm menarik juga.. layak tayang diblog sepertinya, wkwkwkwkwkwkwk....
SELAMAT MEMBACA FRIENDS!


Tugas-1 Filsafat Hukum
REFLEKSI DIRI


Saya adalah seorang pribadi yang dilahirkan ke dunia melalui rahim seorang ibu, dengan gender seorang perempuan. Saya menyadari keberadaan saya saat ini tidak terlepas dari pengaruh perhatian, bimbingan serta pengajaran dari orangtua serta orang-orang yang berpengaruh dalam hidup saya. Saya adalah pribadi yang mandiri yang berusaha untuk tidak bergantung kepada bantuan orang lain walaupun di sisi lain dapat saya pahami bahwa saya adalah makhluk sosial, sehingga saya tidak memungkiri bahwa peranan orang lain sangat penting dalam hidup saya.

Hal ini dapat dimungkinkan karena saya tidak begitu menyukai orang-orang yang dengan cepat meminta bantuan terhadap orang lain, tanpa terlihat ada upaya keras untuk melakukannya seorang diri terlebih dahulu. Bagi saya, saya harus menunjukkan sesuatu terlebih dahulu kepada orang lain jika saya berharap kelak orang lainpun mampu berlaku demikian terhadap saya. Hal yang paling membuat saya kesulitan adalah posisi harus memilih, sebab saya tergolong orang yang mempertimbangkan banyak hal dalam keputusan-keputusan yang akan diambil. Namun hal baik dari itu, di saat saya telah memutuskan hal tersebut saya juga telah mempersiapkan pribadi saya untuk mempertanggungjawabkan efek dari keputusan tersebut.

Saya adalah orang berkemauan keras. Saat saya menginginkan atau merencanakan sesuatu, saya akan berusaha dengan keras untuk mewujudkannya. Namun keburukan dari sifat saya ini, saya akan merasa sangat sedih apabila pada akhirnya segala usaha yang telah saya lakukan ternyata tidak mampu mewujudkan keinginan saya. Posisi ini selalu menjadi posisi pembelajaran saya, sebab ketika menyadari kesedihan yang saya alami, saya bukan berputus asa, akan tetapi menerima apa yang telah terjadi dan bersemangat kembali.

Saya suka tersenyum, terutama saat menyapa orang-orang disekitar saya karena saya memang menyukai wajah yang berbahagia dan tidak bermusam. Di dalam pergaulan, saya juga gampang menyesuaikan diri. Hal ini didukung juga karakter saya yang suka bercanda. Jujur saja, melihat orang tertawa dan bahagia juga turut memberikan efek bahagia pada diri saya. Menurut saya, saya cukup terbuka dengan lingkungan saya, saya menyampaikan apa yang ada di hati saya apa adanya, saya mengkritik perbuatan orang yang menurut saya tidak benar, dan saya juga siap dikritik orang lain. Kelemahan yang saya miliki ialah watak saya yang keras yang pada kenyataannya sulit diterima lingkungan saya, sulit menerima bahwa sikap/perbuatan orang lain ternyata tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan padahal sayapun telah menunjukkan apa yang saya inginkan tersebut dengan berlaku demikian terhadap orang tersebut, kebiasaan memperhatikan orang lain yang membuat saya mengkritiknya ketika saya menemukan yang tidak benar yang kadang justru menunjukkan keegoisan/kekeraskepalaan saya. Contoh bentuk kekeraskepalaan saya yang lain ialah, ketika saya telah mengambil suatu keputusan, apabila ada lagi masukan diberikan kepada saya, saya cenderung memegah teguh pilihan saya tanpa kembali mempertimbangkannya karena saya menganggap sebelum mendapatkan keputusan tersebut, saya telah banyak memikirkan pertimbangan-pertimbangan. Selain itu, saya sulit memberikan kembali kepercayaan kepada seseorang yang saya nilai telah mengecewakan saya.

Menurut saya, saya termasuk orang yang sabar menunggu sesuatu, akan tetapi hal yang saya tunggu adalah hal yang sejak awalnya telah jelas. Maksudnya saya tidak akan mau menunggu sesuatu yang buat saya belum jelas kondisinya. Saya tergolong orang yang cekatan hal ini berjalan sesuai dengan semangat saya. Sikap dan sifat saya dominan dalam lingkungan, saya cenderung mensugesti (melakukan tindakan persuasif) orang-orang disekitar saya melalui cerita-cerita saya mengenai pengalaman saya, melalui saran-saran saya, melalui pemaparan pola berfikir saya.

Menurut saya, saya sangat beruntung, sebab bukanlah orang yang gampang stress. Ketika saya punya banyak beban pikiran, saya cenderung memberikan waktu khusus untuk menjernihkan pikiran dengan melakukan kegiatan-kegiatan spontanitas yang jarang saya lakukan walaupun saya masih memiliki banyak pekerjaan yang harus saya lakukan. Itulah pemaparan hasil refleksi diri saya yang saya lakukan. Hal yang paling saya sukai dari diri saya ialah sifat pejuang saya yang selalu berusaha keras mewujudkan apa yang saya inginkan dan semangat saya yang banyak memberikan sukacita dalam diri saya.

GIMANAAAA???? menarik ga? bahasanya pasti bahasa amatiran, pemikirannya jauhhhh banget dah dari filsuf or pakar filsafat. tapi menurutku, ya diriku ini seperti apa yang tertuang di refleksi diri diatas. nah..kita lanjutkan ke tugas berikutnya.


TUGAS-2
FILSAFAT HUKUM
REFLEKSI TENTANG LINGKUNGAN SOSIAL



Bicara mengenai lingkungan sosial, di dalamnya akan mambahas mengenai kondisi keluarga dan masyarakat. Sebab keluarga dan masyarakat merupakan unsur-unsur yang saya temui dalam lingkungan sosial saya yang mana pribadi saya adalah bagian dari keluarga dan masyarakat tersebut.

Pada tugas sebelumnya tentang refleksi diri, saya menyebutkan bahwa saya adalah pribadi yang dilahirkan ke dunia melalui rahim seorang ibu, dengan gender seorang perempuan. Saya menyadari keberadaan saya saat ini tidak terlepas dari pengaruh perhatian, bimbingan serta pengajaran dari orangtua serta orang-orang yang berpengaruh dalam hidup saya. Kedua kalimat tersebut secara tidak langsung menyatakan bahwa saya adalah pribadi yang memiliki keluarga dan keberadaan keluarga tersebut berpengaruh bagi hidup saya. Dalam mendefenisikan keluarga, akan ditemukan keragaman. Untuk itu dalam memaparkan defenisi keluarga, saya terlebih dahulu mengklasifikasikan keluarga tersebut. Secara umum, keluarga diklasifikasikan sebagai keluarga inti dan keluarga. Keluarga inti terdiri dari orang tua (ayah dan ibu), saudara-saudara (anak-anak) dalam artian saudara seibu dan atau seayah. Sedangkan keluarga dapat pula didefenisikan secara luas, bisa dengan patokan keluarga sedarah (masih ada hubungan turun temurun yang diketahui silsilahnya), ataupun keluarga berdasarkan adat istiadat (misalnya dalam adat istiadat suku Batak, menyebutkan keluarga terhadap orang yang memiliki nama keluarga (marga) yang sama atau serumpun).

Dalam pemaparan selanjutnya, saya ingin menyoroti keluarga dalam artian keluarga inti. Idealnya pasti keluarga inti terdiri dari orang tua dan anak-anak. Akan tetapi, dapat saja dalam keluarga keanggotaannya tidak demikian. Adakalanya keluarga tanpa anak, atau keluarga tanpa ayah atau ibu. Namun keluarga itu mulai terbentuk sejak seorang pria dan wanita mengikatkan diri dalam suatu ikatan perkawinan. Menurut saya, posisi keluarga di dalam lingkungan sosial sangatlah kuat. Walaupun keluarga nantinya merupakan bagian kecil dalam suatu lingkungan sosial, akan tetapi dasar dari lingkungan sosial itu sendiri ialah keluarga yang menghasilkan pribadi-pribadi yang menjadi pribadi lingkungan sosial tersebut. Setiap subjek lingkungan hidup, pada dasarnya adalah subjek suatu keluarga dan subjek keluarga itu sendiri ialah pribadi-pribadi. Dengan perkataan lain, pribadi dalam tiap-tiap keluarga itulah yang menjadi pribadi lingkungan sosial. Dengan kondisi demikian, menurut saya meskipun keluarga hanya bagian kecil dari suatu lingkungan sosial, akan tetapi punya peranan terbesar dalam penentuan kondisi lingkungan sosial tersebut, sebab bagaimanapun pribadi lingkungan sosial adalah pribadi anggota keluarga dan keluarga punya pengaruh besar atas kondisi pribadi tersebut. Jika lingkungan sosial kita bermoral rendah, tentu didasari kehidupan berkeluarga yang tidak mengajarkan moral dengan baik terhadap anggota keluarganya.

Bicara mengenai masyarakat sebagai bagian dari unsur lingkungan sosial adalah lebih luas daripada keluarga. Sebab masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga, dalam artian sama halnya dengan tidak adanya pribadi yang dapat hidup sendiri, tetapi sebagai makhluk sosial memang membutuhkan kehadiran pribadi lain selain dirinya, demikian pula dengan masyarakat. Tidak ada suatu keluarga (dalam hal ini adalah keluarga inti) yang dapat hidup sendiri tanpa kehadiran keluarga-keluarga lainnya. Lingkungan sosial dan masyarakat terkesan sama. Namun menurut pendapat saya, masyarakat dipandang sebagai suatu subjek, dan lingkungan sosial adalah suatu komunitas yang didalamnya tidak hanya ada subjek, namun ada kondisi-kondisi lain di dalamnya. Memandang kondisi masyarakat, sama seperti penjelasan sebelumnya, tentu tidak terlepas dari keluarga yang merupakan bagian kecil dari masyarakat dan masyarakat ini merupakan bagian dari suatu kondisi lingkungan sosial. Bagaimana nantinya kondisi lingkungan sosial, tidak terlepas dari bagaimana kehidupan bermasyarakat yang hidup dalam lingkungan sosial tersebut. Seperti paparan saya tersebut di atas bahwa keanggotaan masyarakat yang terdiri dari keluarga-keluarga, tentu memerlukan suatu hal yang menjadi pengaturan antar keluarga mengingat keluarga yang ada tidak hanya satu, dan keseluruhnnya memiliki kebutuhan dan keperluan yang tidak dapat digeneralisir begitu saja meskipun memiliki beberapa kesamaan dalam hal kebutuhan pokoknya. Dalam hal inilah pada akhirnya kita akan membahas tentang lingkungan sosial itu sendiri.

Di dalam lingkungan sosial terdapat keluarga yang mana keluarga itu tidak hanya satu, dan keseluruhannya telah membentuk suatu komunitas yaitu masyarakat. Oleh karena itu, lingkungan yang didalamnya terdapat kehidupan bermasyarakat yang beranggotakan keluarga-keluarga yang terdiri dari pribadi-pribadi memerlukan suatu kondisi untuk mewujudkan pemenuhan akan kebutuhan tersebut dan dihadirkan dalam suatu wilayah yang disebut lingkungan sosial. Di dalam lingkungan sosial inilah terdapat kondisi kerjasama, toleransi, kehidupan rukun yang dihadirkan melalui sarana dan prasarana umum pendukung setiap hal dalam kehidupan bersama di lingkungan sosial. Dengan perkataan lain, lingkungan sosial tidak hanya terdiri dari subjek-subjek saja, akan tetapi terdapat berbagai kondisi pendukung subjek tersebut. Sehingga lingkungan sosial punya artian yang lebih luas. Oleh karena itu suatu lingkungan sosial membutuhkan pranata-pranata yang mengetahui kondisi dan mengaturnya. Dipilihlah pribadi-pribadi dari masyarakat yang pada dasarnya adalah pribadi keluarga untuk mengerjakan hal tersebut. Saat itulah dibutuhkan suatu pengaturan yang didasarkan pada aturan dengan tujuan menentramkan kehidupan bersama dalam lingkungan sosial. Semakin komplek kondisi suatu lingkungan sosial, semakin tinggi tingkat kebutuhan atas pengaturan, mengingat kebutuhan dan keperluan yang beragam.

Pada akhirnya, lingkungan sosial itu tidaklah dibentuk (walaupun formalnya demikian), akan tetapi keberadaan dan kebutuhan menghendaki demikian. Masyarakat dan keluaraga secara bersamaan adalah bagian dari lingkungan sosial, sebab pada dasarnya subjek dalam tiap-tiap komunitas hakekatnya adalah pribadi yang sama, hanya saja dari sudut pandang mana kita memandang, apakah dari sisi pribadi sebagai bagian keluarga, pribadi yang hidup dalam keluarga dan bersama keluarga lain hidup dalam komunitas masyarakat, ataupun pribadi bagian keluarga yang bermasyarakat yang hidup dalam kondisi-kondisi yang berkembang dalam suatu lingkungan sosial, dan keseluruhannya adalah satu kesatuan.

GIMANA??? nah kalo ini aku akui banget, bahasanya rada muter-muter..intinya sih itu-itu juga. kalo ga salah ya, bahasanya berbelit-belit karna aku lagi kejar target supaya refleksinya lumayan panjang. soalnya ngerjainnya buru-buru, beberapa menit sebelum dikumpulkan..wkwkwkwkwkwk mahasiswa SKM banget..SISTEM KEBUT MENITAN ^_^
Yowess kita lanjut ke tugas berikutnya..


Tugas-3 Filsafat Hukum
REFLEKSI TERHADAP HUKUM


Dalam pembelajaran yang saya terima, hukum memiliki banyak defenisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda, seperti hukum sebagai suatu disiplin ilmu, hukum sebagai norma, dan sebagainya. Melalui refleksi hukum ini, saya mencoba merenungkan, mengapa harus ada hukum, darimana asal kekuatan hukum itu sebenarnya, kapan saya dapat mengatakan telah nyatalah fungsi hukum yang sebenarnya, telah tegakklah hukum saat ini.

Bicara mengenai mengapa harus ada hukum, akhirnya saya mencoba memandang bangsa ini, membayangkan apa yang akan terjadi apabila tidak ada hukum di dalamnya. Natur manusia yang ingin hidup bahagia, keinginan menjadi lebih baik dari diri sendiri terdahulu, ataupun dari orang lain, natur kalkulus manusia yang selalu hitung-hitungan, memperhitungkan untung rugi dari tindakannya bagi dirinya sendiri, jika tanpa suatu batasan maka keserakahan tiap pribadi akan terjadi. Serakah saya mendefenisikannya dengan tidak memperdulikan kepentingan orang lain yang harus dihormati. Membayangkan jika tiap-tiap pribadi manusia menjadi serakah, betapa hancurnya bangsa ini. Kehidupan satu pribadi akan menjadi ancaman bagi pribadi lainnya, tidak ada ketentraman, tidak ada jaminan rasa aman dan terlindungi, semua adalah musuh. Saya melihat kebenaran dari salah satu ayat di kitab suci yang saya yakini yang menyebutkan, jika tidak ada hukum maka liarlah rakyat.

Pada akhirnya saya menemukan alasan mengapa harus ada hukum yaitu untuk mengatur kehidupan yang diisi oleh pribadi-pribadi yang memiliki berbagai kebutuhan, memiliki ambisi mencapai apa yang diinginkannya, memiliki kemampuan untuk mencapainya. Pengendalian tidak datang dari hukum itu, tetapi datang dari diri masing-masing pribadi yang diatur dan dipaksa oleh hukum itu. Hukum tidak dapat berbuat apa-apa karena hukum hanya berupa tulisan, hitam diatas putih. Namun ketika pribadi-pribadi tersebut pada akhirnya mengakui kedaulatan hukum tersebut, hukum itu akhirnya memiliki kekuatan yang sebenarnya berasal dari masing-masing pribadi itu sendiri. Dalam perenungan saya, saya mencoba memandang hukum seperti pengadaan lembaga perwakilan rakyat sebagai perwujudan kedaulatan rakyat. Lembaga perwakilan rakyat tidak merampas kedaultan rakyat secara penuh, tetapi tiap-tiap pribadi rakyat menyerahkan kedaulatannya untuk diwakilkan melalui orang-orang yang dipercayakannya di dalam lembaga perwakilan rakyat tersebut. Demikian pula halnya dengan hukum. Kedaulatan hukum itu berasal dari pribadi-pribadi itu yang menyerahkannya kepada hukum sebagai wujud pengakuan kedaulatan hukum dalam kehidupan bersama pribadi-pribadi tersebut. Sebagai contoh, ketika satu orang merasa dirinya telah dirugikan atas tindakan yang dilakukan orang lain, ia tidak membalaskannya sedemikian rupa, akan tetapi dengan adanya hukum, hal ini akan ditangani misalnya hukum akan menjatuhkan hukuman atas kerugian yang ditimbulkan kepada pelaku sebagai wujud dari kedaulatan melindungi kepentingannya (korban) telah ia wakilkan melalui hukum yang diakuinya kedaulatannya. Sehingga saya menyimpulkan kekuatan hukum itu berasal dari pengakuan kedaulatan hukum oleh pribadi-pribadi yang akhirnya diatur oleh hukum itu pula.

Dalam refleksi ini, sayapun mencoba melihat kapan saya dapat menyatakan telah nyatalah fungsi hukum sebenarnya. Melalui perenungan ini ketika pribadi-pribadi yang pada dasarnya berdaulat atas dirinya sendiri memberikan sebagian kedaulatan itu kepada hukum yang diakui secara bersama-sama sebagai suatu aturan yang berdaulat mengatur kehidupan bersama pribadi-pribadi tersebut dan saat berjalannya waktu dan kehidupan bersama, hukum itupun mampu menunjukkan daulatnya, dalam mengatur, melindungi tiap-tiap pribadi, memberi sanksi kepada pribadi yang melanggar/menyinggung kepentingan orang lain atau kepentingan bersama dalam kehidupan bersama atau bentuk kerugian atau ketidakadilan lainnya, saat dimana hukum itupun telah dihormati oleh pribadi-pribadi yang ada dalam kehidupan bersama tersebut, saat itulah nyata fungsi hukum yang sebenarnya.

Ketika saya juga merenungkan kapan hukum itu telah ditegakkan, sayapun mencoba merenungkan parameter apa yang dapat saya jadikan acuan penilaian terhadap tegaknya hukum. Tidak mudah melakukannya, karena aspek kehidupan manusia sangatlah luas. Setiap individu memiliki takaran kebutuhan dan kepentingan yang beragam macam maupun tingkatannya. Akhirnya saya hanya mampu menyebutkan bahwa tegakknya hukum ketika setiap kebutuhan secara umum manusia sebagai pribadi hukum telah terpenuhi, perlindungan atas diri dan kepentingannya terjamin, adanya penjatuhan sanksi/hukuman kepada pihak-pihak yang menyimpangi itu semua, ketika akhirnya keseluruhan pribadi hukum tunduk kepada hukum dan menghormatinya, ketika satu sama lain terjalin kehidupan berdampingan yang damai, tentram, aman sentosa, saat inilah hukum telah ditegakkan.

Pada akhirnya, melalui refleksi ini, saya sebagai pribadi hukum bercermin dari tulisan yang saya paparkan, apakah saya adalah pribadi yang telah mewakilkan kedaulatan saya melalui hukum yang berlaku dengan menghormati hukum itu sendiri, apakah sayapun hanya memandang hukum sebagai tulisan hitam di atas putih dan tidak mengakui kekuatannya mengatur kehidupan saya ditengah-tengah kehidupan bersama dengan pribadi yang lainnya. Jika pada akhirnya setiap pribadi memiliki perenungan yang sama, dan mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-harinya, itulah bukti paling nyata bahwa hukum telah ditegakkan sesuai dengan fungsinya.

kalau refleksi ini mungkin bahasanya mahasiswa hukum bangetlah ya, lengkap dengan idealismenya. semoga aja dapat dipertahankan, setidaknya diperjuangkan semaksimal mungkin..SEMANGAT!!

dan inilah refleksi terakhir.



Tugas-4 Filsafat Hukum
REFLEKSI TERHADAP KEADILAN


Dari pemahaman saya maupun penggunaan kata keadilan dalam kehidupan di sekitar saya, dapat saya simpulkan bahwa keadilan itu merupakan tercapainya suatu kondisi yang menggambarkan kemerataan, tidak memihak, telah terpenuhinya suatu keseimbangan takaran yang didasarkan kepada ketentuan hukum/aturan yang mengaturnya.

Ketika saya mencoba merenungkan dan memahami apa makna keadilan yang sebenarnya, sayapun berpendapat bahwa keadilan itu sendiri tak terdefenisi. Mengapa pada akhirnya saya menyebutnya demikian? Hal ini dikarenakan saya tidak menemukan satu titik yang menjadi dasar/takaran yang mutlak sebagai patokan sudahkan tercapai keadilan yang dimaksud. Jika disebutkan hukum/peraturan yang dibentuk dalam suatu komunitas sebagai patokan mutlak, kembali mempertanyakan apakah hukum/peraturan tersebut telah mewakili pandangan seluruh pribadi terhadap keadilan? Karena keobjektifan hukumpun bersumber dari kesubjektifan pribadi-pribadi yang disebut inter-subjektivitas. Seseorang akan mengatakan keadilan telah ditegakkan bisa saja berpatokan kepada aturan yang dibuat, namun tidak menutup kemungkinan pula aturan tersebut tidak memberikan keadilan kepada pihak lain. Tidak bermaksud pesimis terhadap keadilan maupun hukum/aturan yang menjadi dasar atas keadilan tersebut, akan tetapi lebih kepada mencoba memahami nilai-nilai keadilan itu sendiri yang pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa sama halnya dengan hukum yang bersumber dari inter-subjektivitas, maka keadilan yang merupakan perpanjangan dari hukum itu sendiripun tidak mutlak.

Dengan demikian, apakah dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak akan mengakui kekuatan hukum/aturan yang inter-subjektivitas dan meragukan nilai-nilai keadilan yang ada? Tidak demikian. Jika tidak menghargai hukum sebagai hasil dari inter-subjektivitas atau dapat dikatakan sebagai hal yang dinilai paling objektif yang diatur menusia demi pengaturan kehidupan bersama, bagaimana mungkin pengupayaan keadilan dapat tercapai?

Yang ingin saya sampaikan dalam refleksi ini bahwa keadilan itu bukanlah bernilai mutlak, maksud saya ketika dinyatakan telah tercapai suatu keadilan, maka disaat itupun sebenarnya keadilan yang dimaksud belum tentu adil bagi pribadi lain. Masyarakat Indonesia yang beragam adat budaya, tradisi kebiasaan hidup, beragam kebutuhan, beragam hal yang diprioritaskan dalam hidup, beragam penilaian atas suatu kehormatan, kebaikan dan kesempurnaan, tentulah beragam pandangan dalam memaknai keadilan.

Pandangan saya secara pribadi mengenai keadilan ialah ketika kepentingan saya terjaga bersamaan dengan penghormatan terhadap kepentingan orang lain dalam artian saat kepentingan saya terjaga, orang lainpun tidak dirugikan atas hal tersebut. Memang pada akhirnya terlihat penilaian/pandangan seperti ini sangat subjektif, oleh karena itulah pada akhirnya hal yang paling memungkinkan menjadi patokan/dasar menandai telah tercapainya suatu keadilan, memang tidak objektif secara mutlak, tetapi sifatnya yang dinilai inter-subjektif lebih menjaga kepentingan bersama.

Dari perenungan ini memberikan aplikasi tersendiri bagi saya, ketika saya memandang hukumpun tidak menjamin kesempurnaan keberadaan keadilan disuatu komunitas, namun bukan berarti pesimis dalam menegakkan keadilan. Akan tetapi, seharusnya setiap pribadi merenungkan bahwa kehidupan manusia yang beraneka ragam, saling berdampingan. Oleh karena itu, seharusnya memiliki kesadaran, jika dinilai hukum tidak mutlak menjamin, selayaknya kesadaran masing-masing pribadi yang ingin rasa adil dalam hidupnya terjaga, seharusnya pula menghormati rasa adil orang-orang disekitarnya.

AYo sama-sama kita tegakkan KEADILAN!
SEMANGATTT...

EVERYBODY'S HURT

Lyric and chord Everybody's Hurt song by The corrs

Lagunya easy-listening banget. liriknya simple, syairnya ga terlalu banyak. tapi kalau lihat unplugged-nya The corrs bawain lagu ini, sukaaa banget..
Kelak kalau ada yang beneran niat ngajarin aku maen gitar (pastinya aku tokoh yang harus paling niat belajar dong), aku pengen mainin lagu ini...(boleh dong berangan-angan...)

EVERYBODY'S HURT by: THE CORRS

Intro: F A# x 2

F A#
When your day is long
F
And the night,
A#
The night is yours alone.
F A# F
When you think you've had enough of this life,
A#
Well, hang on.


Gm C
Don't let yourself go,
Gm C
Cause everybody cries
Gm C
And everybody hurts
F A#
Sometimes.


F A#
Sometimes everything is wrong.
F
Now it's time to sing along.


A# F
When your day is night, hold on,
(Hold on, hold on)
A#
If you feel like letting go,
F
(Hold on)
A# F
If you're sure you've had too much of this life,
A#
To hang on.


Gm C
Cause everybody hurts
Gm
Sometimes.
C
Take comfort in your friends.
Gm C
Everybody hurts...


A7 Dm
Don't blow your hand,
A7 Dm
Oh, no,
A7 Dm
Don't blow your hand.
D# A#
If you feel like you're alone,
D# C
No, no, no, you're not alone.


F A#
If you're on your own
F
In this life,
A#
And the days and nights are long,
F A#
If you're sure you've had too much
F
Of this life
A#
To hang on.


Gm C
Well, everybody hurts
Gm C
Sometimes, everybody cries
Gm
Sometimes,
C
Everybody hurts...
F A#
Sometimes.


F A#
Everybody hurts sometimes.


F A#
So, hold on, hold on,
F A#
Hold on, hold on,
F A#
Hold on, hold on,
F A#
Hold on, hold on,
F A#
'Cause no, you're not alone.


F A# ... F

Sabtu, 07 Mei 2011

AKU PEREMPUAN..DAN AKU BISA!

Sebuah karya dalam lomba menulis sebuah karya tentang perjuangan kaum wanita mengangkat harkat dan martabatnya dalam acara menyambut hari Kartini tahun 2009 silam, sayangnya saya lupa mengirimkannya ^_^

kisahnya tentang diriku sendiri..
sama sekali tidak berniat menyombong atau berpuas diri dari apapun yang pernah atau telah diraih hingga saat ini, hanya berbangga terlahir sebagai seorang perempuan dan sebagai apa adanya diriku dulu hingga saat ini..karna semua hanya oleh ANUGERAH-NYA.
Selamat membaca!



AKU PEREMPUAN..dan AKU BISA!

Perkenalkan! Aku perempuan….

Aku dianugerahkan Tuhan dalam suatu keluarga Batak di kota Medan. Ayah dan Ibuku berprofesi sebagai guru di salah satu Sekolah Dasar Negeri di daerah tempat tinggal keluargaku saat ini. Aku adalah anak ketiga dari empat bersaudara yang keempatnya adalah perempuan. Sebagaimana budaya Batak yang sifatnya Patrilineal, tanpa adanya anak laki-laki dalam keluarga Batak, marga (sebutan nama keluarga dalam suku Batak) yang dimiliki tidak akan dapat dilanjutkan oleh generasi selanjutnya. Karena peranan anak laki-laki dinilai sangat besar, maka sangat disayangkan di dalam keluarga Batak jika tidak terdapat anak laki-laki, bahkan pandangan demikian masih dirasakan meskipun zaman semakin maju. Demikian juga yang kami alami, baik dari pandangan orang Batak di lingkungan tempat tinggalku sampai pada sebagian keluarga yang memang bukan keluarga dekatku.

Aku bersyukur dan bangga terhadap kedua orangtuaku. Reaksi dan tanggapan mereka terhadap selintingan cerita-cerita maupun pandangan yang memandang remeh terhadap keluargaku sungguh mengesankan. Jika kepada ayahku ditanyakan bagaimana rasanya dikelilingi para wanita di rumah sebagai bentuk penegasan tidak adanya laki-laki di rumah selain ayah, beliau selalu menjawab, “ah..tidak masalah. Bahkan aku sangat bersyukur dikaruniai keluarga ini. Aku punya istri yang sangat mendukungku, aku punya empat anak perempuan yang cantik-cantik dan membanggakan. Apa lagi yang kurang?” Ketika mendengarkan ungkapan ayah tersebut aku bertekad untuk menjadi boru (sebutan untuk anak perempuan di keluarga Batak) yang membanggakan di setiap apapun yang akan aku lakukan kelak.


Semangat bocah kecil…..
Aku tidak mengecap pendidikan di Taman Kanak-Kanak sebelum duduk di bangku Sekolah Dasar karena orangtuaku yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (saat itu pangkat/golongannya masih rendah) tidak memiliki kemampuan keuangan untuk itu, apalagi aku punya dua orang kakak yang sedang bersekolah. Namun aku selalu ingin cepat-cepat belajar agar aku pintar. Oleh karena itu, aku meminta untuk ikut ibuku setiap ia pergi ke sekolah untuk mengajar (saat itu ibuku mengajar kelas 1 SD). Meskipun aku bukan satu dari siswanya, di kelas aku memperhatikan ibuku yang mengajar dan ikut mempelajari apa yang dia ajarkan kepada murid-muridnya. Proses itu membuatku telah mampu membaca, menulis, dan berhitung sebelum aku mulai bersekolah.

Melihat kemampuanku, ayah mengusulkan agar aku bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Swasta yang memiliki reputasi terbaik di daerahku dengan alasan sekolah tersebut memiliki fasilitas pendidikan yang jauh lebih baik dari sekolah dasar negeri tempat orang tuaku mengajar. Meskipun biaya sekolahku akan terasa mahal, namun kedua orangtuaku tetap bersemangat mendaftarkan aku di sekolah tersebut. Murid-murid yang bersekolah di sana kebanyakan anak dari keluarga yang cukup berada dan merupakan Warga Negara Indonesia Keturunan Tionghoa yang menurut pendapat orang sekitar, memiliki kemampuan intelektual yang baik.

Hal ini tidak membuatku pesimis. Semangat orangtuaku mendorongku giat belajar. Satu tekadku, disetiap akhir caturwulan (masa itu kurikulum pendidikan mengenal sistem caturwulan) orangtuaku akan datang ke sekolah untuk menerima penghargaan karena prestasiku. Tuhan pasti mendengarkan doa umatnya yang mau bekerja keras dan mematuhi FirmanNya, harapankupun terkabul. Selama bersekolah di sekolah swasta tersebut, orangtuaku hampir tidak pernah membayar uang sekolah karena aku meraih juara umum dan memperoleh beasiswa berupa pembebasan kewajiban membayar uang sekolah. Kebahagiaan terbesarku ialah ketika melihat ayahku berdiri di podium sekolah memberikan pidatonya sebagai orangtua siswa berprestasi. Dalam hati aku berkata, “Sujud syukurku kepadaMu Tuhanku, saat ini aku melihat senyum kebanggaan di wajah ayahku.” Aku semakin bersyukur ketika melihat ibuku ditengah perkumpulan yang diikutinya ia punya cerita-cerita prestasi anaknya yang dapat ia sampaikan. Aku tetap bersekolah di sekolah tersebut sampai setamatnya dari Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).. Aku meninggalkan Yayasan sekolahku tersebut dan mendaftarkan diri di Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 1 Medan yang disebut-sebut sebagai SMU Negeri terbaik di kota Medan.

Ayah ibuku tetap bangga….
Aku sempat pesimis karena nilai ebtanasku (sistem ujian akhir SLTP saat itu) tergolong biasa-biasa saja dari antara orang-orang yang mendaftar di SMU Negeri 1 Medan. Puji Tuhan, aku diterima meskipun namaku berada pada lembar akhir daftar siswa yang diterima. Tidak segemilang dahulu, di SMU aku tidak menoreh prestasi. Aku merasa sangat bodoh di tengah-tengah lingkungan para jenius. Penerimaan raport pertama di SMU ini aku pulang dan menangis karena merasa tidak membanggakan orangtuaku. Ibuku datang menyambutku pulang dan berkata, “selama kamu terus giat belajar dan berjuang meraih yang terbaik, kamu tetap menjadi boru kebanggaan kami. Jangan pesimis, lebih giat lagi belajar.” Akupun tersadar, betapa sempitnya definisi kebanggaan yang aku artikan selama ini. Kebanggaan orangtuaku tidak sebatas prestasi, tapi kebanggaan yang mereka rasakan ialah ketika anak-anaknya mau belajar dan bekerja keras untuk meraih apa yang dicita-citakan. Akhirnya aku memahami bahwa kebangggaan tidak sebatas hasil, tetapi dirasa pula dari proses meraih hasil tersebut.

Aku berteman.. dan aku punya caraku sendiri…

Semakin hari aku semakin giat berjuang, tidak hanya dalam pelajaran sekolah, akupun mulai menyibukkan diri dikegiatan ekstrakokurikuler sekolah.

Anak-anak sebayaku dilingkunganku menilaiku secara beragam. Ada yang memandang aku sombong karena kebanyakan menghabiskan waktuku di sekolah, ada yang berpendapat aku kutu buku aneh yang suka membaca buku di angkutan umum (butuh waktu 1 jam perjalanan dari sekolahku ke rumah dengan angkutan umum dan aku hobi membaca), dan tanggapan lainnya.

Bukan tidak perduli dengan pendapat orang sekitar, namun aku tidak mau menyesal kelak dengan keputusan-keputusan yang kuambil sekarang. Karena aku sadar siapa diriku nanti adalah hasil dari keputusanku di masa lalu. Aku bukan tidak ingin bergaul, tapi aku hanya membatasi waktu untuk bergaul, aku bukan tidak ingin bermain, tapi aku tidak ingin menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bermain. Di setiap akhir pekan aku tetap bergaul dengan orang-orang di sekitarku. Tapi sepertinya itu dinilai tidak cukup. Aku punya terlalu banyak mimpi dan harapan, dan tidak banyak teman yang melihatnya sebagai mimpi dan harapan yang layak diharapkan. Mereka berkata kelak akan ada pria yang akan bersamaku, kenapa aku harus berjuang sekeras itu? Biarkan pria itu memenuhinya untukku… Sayangnya aku tidak sependapat. Aku membutuhkan pria itu, tetapi aku tidak akan bergantung sepenuhnya, aku punya pilihan yang dapat kupilih, aku punya kisah yang dapat kujalani, aku ingin bertanggung jawab untuk hidupku dan kepada keluargaku. Seberapa keras mereka mendidikku, aku ingin lebih keras lagi berjuang menjadi kebanggaan mereka…. Itu harapanku. Aku tidak memperumit, aku cuma ingin membuat hidupku lebih berarti dan berguna bagi kehidupan disekitarku.

Pemikiranku ini membuatku lebih nyaman bergaul dengan teman pria daripada teman wanita, sehingga aku lebih banyak berteman dengan para pria, biasanya bepergian bersama di hari libur untuk melakukan pendakian (hiking) atau camping.

aku begitu menyukai kegiatan ini.

Pendidikanku di SMU aku selesaikan dengan baik, meskipun prestasi terbesar yang dapat kuraih hanya sebagai siswa berpredikat sepuluh besar di kelasku. Itupun kuraih menjelang aku mengakhiri masa SMU ku. Aku tidak kecewa, seperti kata ibuku.. karena hasil yang aku peroleh berasal dari kerja kerasku, sepuluh besar itu bernilai tidak sekedar sepuluh besar dan aku harus bangga atasnya. Aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikanku di perguruan tinggi. Tekadku, aku harus masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik! Sayang aku gagal. Aku tidak lulus Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Aku perempuan…aku punya mimpi dan harapan dan aku bisa…
Aku tidak dapat menggambarkan kekecewaanku atas kegagalanku masuk PTN. Aku mencoba menghakimi diriku sendiri, menilai dari tidak serius, terlalu banyak bermain, tidak berjuang. Selanjutnya dengan bodohnya aku menghukum diriku sendiri dengan mengurung diri di rumah, menutup diri dari dunia luar. Orang-orang mulai mengeluarkan komentar-komentarnya ketika aku menyampaikan pada orangtuaku aku akan berjuang di SPMB tahun depan karena aku sudah bertekad, aku harus masuk PTN terbaik dan menuntut ilmu dengan serius disana dan kelak dengan ilmu pengetahuanku itu, aku berjuang meraih cita-citaku sebagai Praktisi Hukum. Aku katakan aku ingin masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia di Jakarta,
sehingga aku harus merantau kelak. Ini dinilai berlebihan oleh orang-orang disekitarku. Mereka menyarankan aku meneruskan pendidikanku di kota ini saja, mengikuti kursus atau kuliah untuk keahlian tertentu, seperti computer, atau ilmu sekretaris dan kelak bekerja di bidang administrasi. Aku tidak ingin itu, aku tidak memandang rendah bidang itu yang memang digeluti perempuan di daerahku, aku menghormatinya. Tetapi aku menyadari tekadku telah kokoh, aku ingin menjadi Praktisi Hukum, yang akan menunjukkan bahwa hukumpun dapat menjadi pedang yang paling tajam jika itu untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Banyak yang berpendapat aku sedang mempersulit jalanku sendiri, karena aku perempuan. Tapi bersyukur, orangtuaku bukan bagian dari mereka. Aku diizinkan melakukan yang kuinginkan dan berharap aku mengerti apa yang aku mau dan mampu mempertanggungjawabkannya terutama kepada Tuhan empunya hikmat pengetahuan yang abadi.

Sekitar tujuh bulan aku habiskan di rumah mengerjakan pekerjaan rumah dan tentunya BELAJAR. Aku mengulang pelajaranku sendiri. Tiga bula terakhir, aku mengikuti kursus komputer. Aku tidak ingin menjadi orang yang gaptek (gagap teknologi). Tiga bulan menjelang SPMB tahun keduaku, aku mengikuti bimbingan belajar. Puji Tuhan, akhirnya aku lulus di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan telah menyelesaikan studiku disana selama 4 (empat) tahun

dengan Indeks Prestasi Kumulatif yang baik serta telah diwisuda 29 Agustus 2008 lalu.


Tepatnya pada tanggal 25 September 2008, sebulan setelah hari wisudaku, aku mendaftarkan diri sebagai Calon Jaksa di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (kota domisiliku di KTP adalah Medan, sehingga aku harus mendaftar di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara). Melewati tahap demi tahap seleksi, akhir November 2008 aku dinyatakan lulus seleksi. Tanggal 16 Maret 2009 aku menerima Surat Keputusan sebagai CPNS Kejaksaan RI dan ditempatkan di Kejaksaan Negeri Panyabungan Sumatera Utara selama 2 tahun. Selanjutnya, tinggal menunggu waktu untuk mengikuti langkah-langkah menyusun jenjang karier yang terbaik di Kejaksaan, amin! Perjalanan yang panjang memang… Namun tidak ada kata berhenti untuk belajar dan berjuang. Aku bersyukur, apa yang kuharapkan setahap demi setahap dihadapkan Tuhan dalam kehidupanku.


Teringat akan ucapan seorang teman dekat di daerahku beberapa hari menjelang sidang skripsiku, yang mengucapkan selamat dan mendukungku melalui handphone. Kami bercerita mengenang masa-masa pertemanan kami. Pada akhir pembicaraan ia berkata, “San, kamu perempuan biasa, tapi kamu berbeda. Kamu selalu berfikiran maju dan positif dan kamu pejuang yang sangat keras kepala. Mungkin aku dan teman-teman adalah orang yang sangat mengagungkan masa remaja karena bisa menikmati waktu-waktu yang menyenangkan, tapi sayang kami lupa akan hal yang penting untuk masa depan kami. Ketika melihat apa yang teman-teman kerjakan saat ini di sini dan apa yang sedang kamu perjuangkan disana, sangat jauh berbeda. Kami bangga padamu. Kelak tetaplah miliki semangat itu. Keberadaanmu pasti akan selalu diperhitungkan dimanapun kamu berada. Tetaplah menjadi perempuan yang tangguh.”


Tidak hanya terbatas pada suku Batak dan berbagai suku-suku lainnya, tetapi pada kenyataannya di Negara kita memang tumbuh sumbur budaya patriakhi. Tetapi hendaknya ini tidak membuat surut tekad para perempuan untuk maju dan berprestasi. Tidak memandang gender laki-laki atau perempuan, seharusnya kita punya semangat untuk menjadi yang terbaik. Laki-laki bisa berprestasi, Perempuanpun bisa! Kodrat sebagai perempuan bukanlah penghalang berprestasi. Tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi dan berdampingan.



Jadilah perempuan berprestasi yang akan menjadi pendamping pria terbaikmu.shanshan menanti pasangan terbaiknya.