Rabu, 15 Januari 2014

LOVE BOAT : Cinta Datang Tiba-tiba...

[CERBUNG BASED ON TRUE STORY] 

EPISODE-1


10 AGUSTUS 2005....  
Setelah mengepak kopernya dibagasi dalam kamar Kelas IIA, Arli mahasiswi yang akan memulai semester III nya di Depok terlihat asik mengamati hilir mudik penumpang Kapal KM.Kelud di Pelabuhan Belawan sembari menikmati tiap keping keripik kentang di tangannya. Perjalanan 3 hari di kapal menuju Jakarta bukan hal baru baginya. Kapal Kelud sudah menjadi transportasi utamanya menempuh Jakarta atau Medan di tiap liburan..selain suka laut, biayanya hemat berkali lipat.

Keasikannya sedikit buyar ketika ia menatap seorang laki-laki sebayanya yang berjalan menuju dirinya sambil menyandang sebuah tas, membawa koper di tangan kanan dan sebuah kardus kecil di tangan kirinya.."ah, dia hanya laki-laki biasa berpenampilan sederhana dgn kaos putih dan jeans hitam serta sebuah topi. Apanya yang bikin buyar?? entahlah..mungkin saja, wajah teduhnya...."
Arli menimbang-nimbang dalam benaknya dan laki-laki itu berjalan berlalu, mungkin menuju kamarnya di Kapal ini..
Arlipun kembali menikmati keasikannya memandangi penumpang yang tiada habisnya...


11 AGUSTUS 2005... 

Kapal Kelud berlabuh di pelabuhan Batam. Ini sudah perjalanan rutin, dan Arli sudah mempersiapkan skejulnya di tepi pelabuhan Batam, beli coklat roka-roka, cari handuk berjuta motif, dan tentunya makan sate padang...ahhh rutinnn sekali. Tapi padatnya penumpang Batam yang mengantri menuruni tangga kapal menunda niat Arli, dan memilih kembali berdiri di dek kapal tepat di depan kamarnya sambil ngemil menatapi mereka yang berjuang turun dari kapal...


tiba-tiba seseorang telah berdiri di sisi kirinya dan menyapa, "...itu pulau apa?" katanya sambil menunjuk ke arah Negara Singapura (dari pelabuhan batam memang sedikit terlihat). Arli tersentak, hah? inikan laki-laki biasa berwajah teduh yg kemarin ya? Arlipun menjawab santai, "oh,itu Singapur" dan kembali menikmati sekantong keripik kentang yg sepertinya selalu ada di dalam ransel yg tak pernah lepas dari punggung Arli. "kapal ini bakal berhenti berapa lama di sini?" tanya laki-laki itu. "sekitar 3 jam lah, kalau mau beli oleh-oleh bisa tuh, dipinggiran banyak yang dagang" jawab Arli sambil menunjuk ke bawah ke arah para pedagang.

"Sepertinya kamu udah terbiasa banget ya naik kapal. menikmati kelihatannya" kata laki-laki itu yg sebenarnya sejak semalam telah memperhatikan tingkah si perempuan yg berpakaian super santai (kaos pink bermotif logo nirvana band, celana pendek hitam dan sendal jepit sejuta umat merk swallow) ditemani ransel, walkman, buku, dan berkantong-kantong cemilan yg distok di ransel.. "ga terlalu menikmati, tapi dibawa asik aja. aku males liburan di Asrama, mending pulang ke rumah tiap libur, tapi ya itu dia, harus keluar duit beli tiket. daripada naik pesawat mahal-mahal, mending naik kapal. lama-lama terbiasa juga" jawab Arli sekenanya. 

"Oh, kamu asli Medan kuliah di Jakarta ya? dimana? ngomong-ngomong namaku Bayu, nama kamu siapa?" kata si laki-laki sambil menyodorkan tangan kanannya menawarkan berkenalan. Arli memberhentikan kesibukan tangannya mengambil keripik, dengan sedikit membersihkan tangannya dari serbuk kiripik, Arlipun menyambut tangan laki-laki itu, "aku Arli. Iya aku asli medan, kuliah di fakultas hukum UI. kamu masih kuliah juga? asal mana? dari logatnya sih bukan medan pastinya ya.." jawab Arli sembari melepas tangannya dan kembali mengambil sekeping keripik kentang dan mengunyah.. "aku asal Bandung, aku kuliah di ITB jurusan Teknik Material, aku ke Sumut ngambil kuliah praktek di Inalum. pas mau balik ke Bandung itung-itung cari pengalaman baru, pengen naik kapal laut aja." jawab Bayu. Arli yang dari dulu pengen kuliah di ITB menggumam di benaknya, "ah..gagal masuk ITB, setidaknya dapet kenalan di kapal anak ITB wkwkwkwk". 

kemudian Arli menyodorkan kantong keripik kentang kepada Bayu, "mau?" dan dgn tgn kanannya Ruly menyambut kantong keripik itu. belum sempat meraih kantong keripik itu, Arli menarik kembali uluran tangannya sambil menyodorkan tangan kirinya dan membuka telapak tangannya sambil berkata, "bayar dulu dong..". Bayu terperanjat kaget dengan spontanitas Arli yang lucu, dan bersama-sama mereka tertawa terbahak-bahak...

Melihat penumpang Kapal tak lagi memenuhi tangga, Arlipun mengajak Bayu untuk turun ke Pelabuhan Batam namun karena tidak berkeinginan membeli apapun, Bayu urung dan memilih tetap berdiri di dek kapal sembari memandang aktivitas orang-orang di Pelabuhan. Arli pamit dan melangkah menuruni tangga. 


3 jam sudah berlalu..
kapal Kelud kembali berlayar meninggalkan pelabuhan Batam menuju Tanjung Priok. Sore itu langit terlihat cerah. Arli si pembosan kembali meninggalkan kamarnya dan sibuk dengan agenda bertuliskan “Rexona” souvenir dari sebuah produk kosmetik yang diperoleh Arli ketika berbelanja di salah satu mini market di Kota Medan. Terkadang Arli memandang ke arah lautan, kemudian kembali sibuk menulis di Agendanya, begitu berulang kali. Tiba-tiba Bayu muncul di kiri Arli dan menyapa, “Lagi asik?” Arli tersentak kemudian tersenyum, “ah, biasa aja. Lagi bosen jadi nulis-nulis aja”. 


Bayupun melanjutkan pembicaraan, “dulu kamu SMA dimana? Keluarga memang ada di Medan ya? Kok milih kuliah di UI, kan jauh. Tapi sepertinya kamu mandiri, perempuan berani naik kapal sendiri?” sambil sesekali menulis di Agenda, Arli menjawab, “aku di SMA 1 Medan, keluarga di Medan sih. Tapi orangtuaku tipe demokratis, pokoknya soal pendidikan terserah maunya kuliah apa, trus dimana, ga masalah. Mereka pasti support. Tugasku ya tanggung jawab sama keputusanku. Ah, kalau anak mamaku meskipun keempatnya perempuan semua, tapi emang mandiri sih, udah terbiasa dari kecil. Kan kita juga harus nyadar hidup kita itu gimana, ortu kita itu udah berjuang keras cari duit, masa kitanya ga serius? Ya kan...” 

Bayu menyimak dan dengan tertawa kecil berkata, “wah..kompakan ya. Kami juga berempat, malah cowok semua. Kebetulan bgt ya. Persis sama dgn keluargaku, ortu juga kerja keras buat kuliahin anak-anaknya. Ga tega juga sih nuntut banyak ke ortu jadi ya pinter-pinter nyari sampingan buat nambah-nambah uang saku.” Arli mendengarkan dengan tertarik, “wah, seru. Trus kamu nyari sampingan gimana? Aku perlu ilmu nih. Lumayan buat bayar duit asrama siapa tau ntar ortu telat ngirim uang bulanan, hahahaha”. Bayu ikut tertawa dan selanjutnya menjawab, “aku ngajar private anak SMA, trus bantu-bantu temenku Hasudungan yang jadi admin di lab computer di kampus. Gajinya lumayan buat nambah-nambah.”  


Bayu tak menyadari, ternyata sesekali Arli menuliskan cerita Bayu dalam Agendanya. Kemudian terdengar pengumuman dikapal melalui pengeras suara, “kepada seluruh penumpang yang beragama Kristen diundang untuk menghadiri acara kebaktian malam ini pukul 21.00 wib di restoran kapal Kelud”, dan dengan suara lembut khas Bandungnya , Bayu mengajak Arli ibadah, “ntar mau ikut ibadah ga? Bareng ya…” Arlipun menggangguk mengiyakan. Tak terasa waktu makan malam sudah tiba, Arli pamit diri dan berpisah dengan Bayu.

Kapal Kelud 21.00 Wib
Malam itu Arli berjalan berdampingan dengan Bayu menuju restoran kapal untuk mengikuti kebaktian. Bayu tersenyum melihat Arli yang tak pernah lepas dari ransel pink bermotif garis putih. Bayu dan Arli memilih duduk di sisi kanan restoran. Ibadah berlangsung hikmad. Selanjutnya Pendeta yang memimpin ibadah malam itu mengajak para penumpang yang membawa Alkitab untuk membuka Alkitab sesuai ayat yang disebutkan. Bayu memperhatikan gerak gerik Arli yang mulai membuka ranselnya. Bayu berpikir, “ah..luar biasa perempuan ini. Ga lupa bawa Alkitab, meskipun di Kapal laut”. Namun hampir saja Bayu tertawa terpingkal-pingkal waktu Arli mengambil sekeping keripik kentang dari dalam tasnya sambil berkata, “duh, aku ngantuk banget..ngemil dikitlah”. Bayupun tersenyum sambil geleng-geleng kepala, “Perempuan yang lucu”, batinnya. Tetapi ketika berdoa, sejenak Bayu sempat menatap Arli yang hikmad. Saat itu wajah Arli terlihat teduh dan penuh kesungguhan. Mungkin saja saat itu Bayu tak menyadari, Arli sudah mencuri hatinya.
....


[to be continued..]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar