Rabu, 15 Januari 2014

LOVE BOAT: Cinta Datang tiba-tiba... (episode-2)


12 Agustus 2005
Ini akan menjadi hari terakhir Bayu dan Arli di kapal. sejak selesai sarapan pagi, Bayu dan Arli terlihat sudah asik berbincang-bincang di dek tempat pertemuan pertama mereka..kadang mereka terlihat sedikit serius, namun tawa canda tetap mendominasi.

 
Pengumuman terdengar dari pengeras suara kapal: "kepada para penumpang Kapal Kelud kami beritahukan bahwa tidak berapa lama lagi kita akan berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok
Jakarta. Diminta agar para penumpang mempersiapkan barang bawaannya agar tidak ada yang tertinggal". Pengumuman tersebut menyentak di hati Arli saat itu, bukan karena kemalasannya mengepak barang, tapi Arli tersadar sudah waktunya berpisah dengan kenalan barunya Bayu. 

Arli bingung, kenapa dia harus merasa ga nyaman dengan perpisahan yang akan terjadi, toh baru bertemu dalam 2 malam, bahkan Bayu bukan tipe pria yang Arli cari untuk dipacarin, Bayu tidak lebih tua dari Arli dan hanya sebaya, Arli sipengidola Brad Pitt tak menemukan sedikitpun kemiripan di paras Bayu, hahaha" Arli bergumam dalam hati, "yaelah, masa bisa suka dalam 2 hari, yang bener aja. paling juga seneng karna nyambung doang ngobrolnya". Namun di lubuk hati kecil Arli, ia justru berharap setidaknya sebelum melangkah pamit dari sisi Bayu saat ini, Bayu meminta nomor hp nya.

Namun kali ini harapan Arli meleset, Bayu si-pria pemalu yang terbiasa bergaul dengan kaum Adam baik di rumah maupun dilingkungan kampusnya tidak punya pengalaman berdekatan dengan seorang hawa, apalagi sang hawa yang berhasil mengusik ketenangan hati Bayu sejak pertama kali menatapnya dari kejauhan. 


Bayu berharap ia lebih berani menghadapi jagoan wanita di sisinya itu, akan tetapi pembawaan Arli yang santai dan ceria menciutkan nyali Bayu, dalam hatinya ia bergumam, "Ah..paling aku yang kege'eran, kayanya Arli emang supel, gampang bergaul dengan siapapun. Apa iya dia juga suka? ah..sudahlah".

Arli tak ingin berlama-lama dalam diam dan saat itu naluri wanitanya berontak, "hellow..gw cewek. Masa harus minta no hp duluan, ogahhhh...jatuh harga diri". Meski dengan perasaan ga rela, Arli pamit pada Bayu, "Aku balik ke kamarku dulu ya, belum packing nih." Bayu yang masih bergulat dengan gejolak di hatinya tersentak dan spontan menjawab, "oke..aku juga mau packing, yok..dah.." Luar biasa cepat kalimat itu meluncur dari bibir Bayu secepat rasa sesalnya yang datang kemudian. Bayu sadar betul akan butuh waktu yang sangat lama untuk menghilangkan ingatan Bayu akan Arli dengan cara bicaranya yang apa adanya, pembawaannya yang tangguh, tawanya yang khas, pastinya senyumnya yang tulus. Arlipun melangkah meninggalkan Bayu yang terlihat asik mengutak-atik hp, mungkin karena sudah mendekati daratan, sinyal hp sudah ada. Arli tak menyadari kalau saat itu tidak hanya hatinya yang berontak, namun Bayupun demikian.

Pelabuhan Tanjung Priok
12 Agustus 2005

saat itu sudah menjelang sore, Arli sudah berhasil menginjakkan kaki di daratan pelabuhan Tanjung Priok. Arli melihat senyum tulus pamannya yang sudah sejak tadi menunggunya datang. Ibu Arli sengaja meminta paman Arli menjemput Arli ke Pelabuhan, karena Ibu Arli telah mempersiapkan sekardus oleh-oleh khas Medan berupa ikan teri dan berbagai jenis ikan asin yang memang sebagian besar diperuntukkan bagi paman Arli dan sisanya untuk stok Arli di asrama. Sebelum melangkah meninggalkan pelabuhan, Arli sempat menatap ke belakang berharap masih dapat bertemu Bayu karena ego wanitanya telah berangsur-angsur luntur. Namun sayang, Bayu tak kunjung terlihat.

Asrama UI DEPOK
12 Agustus 2005

malampun sudah tiba. Arli menghabiskan waktu 3 jam lebih di dalam Bis jurusan Priok-Depok untuk sampai ke Asrama. Setelah berbagi oleh-oleh dengan sang paman, akhirnya Paman Arli pulang meninggalkan Arli di asrama dan tidak berapa lama kemudian, teman-teman Arli yang sudah lebih dulu datang dari berlibur mendatangi Arli, berharap Arli membagikan coklat roka-roka sebagaimana biasanya Arli lakukan sehabis berpetualang di kapal laut. Arli bahagia menyambut mereka dan langsung mengeluarkan bungkusan besar berisi coklat roka-roka yang ia beli di pelabuhan Batam.
Sejenak ia terdiam mengingat obrolan pertamanya dengan Bayu di pelabuhan Batam.

Malam itu Arli habiskan mengobrol dengan teman-temannya di kantin asrama tanpa lebih dulu mengantarkan kopernya ke kamar. membayangkan 4 lantai dengan sejumlah anak tangga yang harus Arli tempuh sudah membuatnya urung. 


Meskipun gelak tawa terdengar riuh diobrolan malam itu, sejujurnya sebagian diri Arli tidak berada disana. Arli bertanya-tanya, apa iya ya Bayu tidak tertarik padanya? masa minta no hp aja ga mau? Arlipun penasaran.. jiwa detektif yang terbina di diri Arli sejak masuk fakultas hukum pun bergejolak. dalam hati Arli bergumam, "kan ada jejaring sosial Friendster. kenapa ga dimanfaatin aja? masa sih mahasiswa ada yang ga punya Friendster?". 

Arli si inisiatif tinggi pamit pada teman-temannya, "woi aku titip koper bentar ya, aku mau ke warnet asrama, ada urusan penting". Tidak jauh dari kantin asrama, terlihat Arli sudah memasuki warnet asrama dan mulai membuka situs jejaring sosialnya di Friendster. Arli bingung harus mulai mencari seperti apa. Arli teringat kalau senior-seniornya semasa SMA banyak yang berkuliah di ITB, segera dibukanya dan meneliti daftar pertemanan setiap seniornya. tiba-tiba Arli menemukan account Friendster MTM ITB 2002 yang setau Arli adalah nama organisasi kemahasiswaan jurusannya Bayu di ITB. dengan screen baca secara cepat, Arli meneliti member MTM ITB 2002 tersebut yang tak disadari Arli, jantungnya berdetak sama kencang dengan screen bacanya.

Dan tiba-tiba.....muncullah account Bayu yang lengkap dengan fotonya disana. Jantung Arli sempat berhenti sejenak seperti jari-jarinya yang tiba-tiba diam tak bisa bergerak pada keyboard komputer. "apa yang harus kulakukan sekarang??" gumam Arli dalam hati...

[to be continued..]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar