Sabtu, 18 Januari 2014

LOVE BOAT: Cinta Datang Tiba-Tiba... [Episode-15]

Medan
28 Desember 2012
22.00 Wib

Arli asik mengobrol dengan adiknya dan sepupunya yang sudah berkumpul di rumah Arli, namun Ibu Arli menyuruh Arli untuk segera tidur dikamarnya karena besok adalah hari yang teramat istimewa untuk Arli yang akan menerima pemberkatan Pernikahan. Ibu Arli bercerita besok Arli akan banyak membutuhkan stamina, karena acara dimulai sejak pagi sampai malam tiba. Membayangkannya saja sudah membuat Arli lelah, tapi rasa bahagia Arli membuat mata Arli tak juga mengantuk. 

Arli mencoba mencari kesibukan agar matanya segera terpejam. Tiba-tiba terpikir olehnya untuk menuliskan kata sambutan untuk Bayu yang akan diucapkan Bayu didepan undangan nasional besok, dan dengan pasti Arli mulai menulis kata demi kata, singkat, namun penuh makna. Arlipun memasukkan kertas sambutan tersebut ke dalam tas tangan yang akan dipakainya besok, kemudian beranjak untuk tidur.

29 Desember 2013
Pukul 05.00 Wib, Arli bersama ibunya sudah berangkat ke salon "TIMUR", salah satu salon yang biasanya dipakai para pengantin batak untuk merias penampilannya. Meskipun pemilik salon adalah keturunan tionghoa, namun mereka paham betul bentuk riasan pengantin batak. Selain dirias, Arli juga dibantu memakai pakaian pengantinnya, kebaya berwarna putih gading dengan payet merah emas bertabur disekitar motif bunga kebaya, dengan bawahan berupa songket palembang berwarna merah terang. Kamisol yang ketat ditubuh Arli membuat Arli terlihat anggun saat itu, tidak seperti kebiasaan Arli duduk seenaknya, kali ini Kamisol yang melilitnya membuat Arli mau tak mau harus duduk tegak bak seorang putri. Pukul 07.30 Wib, mobil pengantin sewaan Arli mendatangi salon. Mobil itu sudah dihias dengan bunga di depan dan di keempat handle pintu. Arli bersama ibunya menaiki mobil pengantin yang mengantarkannya ke rumah Arli, karena tepat pukul 08.00 Wib nanti, akan diadakan acara menyambut keluarga Bayu yang datang menjemput Arli untuk pergi ke Gereja tempat pemberkatan pernikahan bersama-sama dan makan pagi bersama yang disebut acara "marsibuha-buhai". 

Mungkin karena tanggal pernikahan Bayu dan Arli yang sudah di penghujung tahun, jalanan pagi itu cukup sepi, bisa jadi warga kota Medan sudah banyak yang mudik ke kampung halamannya. Mobil pengantin yang dinaiki Arli melaju dengan cepat sehingga dapat tiba di rumah Arli dalam waktu 15 menit saja. 

08.00 Wib
Arli turun dari mobil pengantin, dan melihat keluarga Bayu sudah berkumpul di samping rumah Arli. Sudah menjadi tradisi batak, Keluarga mempelai pria akan masuk ke rumah sang wanita secara bersama-sama setelah tetua adat keluarga wanita mempersilahkan mereka masuk. Tiba-tiba Ari adik bungsu Bayu datang mendetaki Arli yang memegang bunga tangan. "ka, bunga tangannya Ari ambil ya, katanya nanti di rumah bang Bayu akan menyerahkannya langsung ke kakak" ujarnya yang memang sesuai dengan tradisi batak. Arlipun menyerahkan bunga tangannya kepada Ari. Sambil melangkah masuk ke rumah, Arli berusaha mencari-cari keberadaan Bayu, ingin rasanya Arli segera melihat calon suaminya itu. Tapi sia-sia, Bayu tidak terlihat sama sekali. 

Setelah keluarga Arli berbaris mulai dari pintu rumah sampai kedalam Rumah, tetua adat dengan suara khas pemimpin acara adat, mengundang keluarga Bayu masuk ke rumah. Terlihat Bayu berada di barisan paling depan diapit oleh ayah dan ibunya dan diikuti seluruh keluargaya yang hadir. Ditangan Bayu terlihat bungan tangan yang tadi telah diambil Ari dari Arli. Bagi Arli, pemandangan itu sungguh indah. Arli merasa kepalanya dipenuhi kisah-kisahnya dengan Bayu sejak pertama kali berkenalan di Kapal Kelud, sampai ketika Bayu melamar Arli di depan kedua orangtuanya.. tidak singkat, tetapi semua perjalanan itu telah sampai di titik ini. Bayu memang bukan laki-laki paling tampan disana, tapi entah kenapa, Arli melihat Bayu sangat gagah pagi itu dengan jas dan rompi hitamnya, serta dasi merah yang mereka pilih bersama menyesuaikan dengan warna songket yang dikenakan Arli. 

Kedua keluarga bertemu dan saling bersalaman dan acara adatpun dimulai. Bayu dan Arli bertemu di tengah-tengah ruang tamu dan dihadapan seluruh keluarga yang hadir disana, Arli memasangkan bunga kantong di kantong Jas Bayu, yang dibalas Bayu dengan menyerahkan bunga tangan untuk Arli. Kemudian Bayu dan Arli bersalaman diikuti dengan sebuah kecupan lembut yang mendarat di kening Arli. Beberapa muda-mudi yang hadir saat itu terlihat tersenyum dan malu-malu. Di dalam hati, Arli bergumam, "dulupun aku tersipu malu ketika melihat kakakku dicium calon suaminya di hadapan seluruh keluarga", kali ini aku yang membuat mereka tersipu malu", tidak menyangka, wajah Arli bersemu merah. Kemudian Bayu menggandeng tangan Arli dan membawanya kepada barisan keluarganya, seperti menggambarkan bahwa Arli telah dijemput dari keluarganya, dan Acara makan pagi segera dimulai. 

09.30 Wib
Saatnya telah tiba untuk berangkat ke Gereja HKBP Sudirman tempat pemberkatan pernikahan nanti. Bayu membukakan pintu mobil pengantin dan Arli beranjak masuk. Terlihat beberapa blitz kamera menyala-nyala ketika proses itu berlangsung yang memang sudah tradisi di album pernikahan batak terdapat adegan memasuki mobil pengantin secara bersama-sama, dan itu tidak hilang sampai sekarang.  Bayu dan Arli sama-sama duduk di kursi belakang, sedangkan Ari sudah duduk di kursi depan. Bayu memberi tugas pada Ari untuk menjadi pendampingnya selama pernikahan ini, sedangkan Arli memilih didampingi sepupunya Eli. 

Di dalam mobil, Arli menyerahkan kertas kata sambutan untuk Bayu, "Bay, ini jaga-jaga kalau gugup ngasih kata sambutan di acara nasional", namun Bayu yang memang sudah terlanjur gugup, hanya mengantongi kertas itu tanpa membacanya terlebih dahulu. Arli memaklumi itu..bagaimanapun hari ini adalah hari yang suci bagi mereka berdua, yang meraka harapan dapat berjalan lancar dan hikmad. Namun di tangan Bayu terdapat tertib acara ibadah pernikahan mereka yang memang lebih awal diberikan masing-masing 1 kopian untuk Bayu dan Arli oleh pendeta, agar Bayu dan Arli mengingat prosesi-prosesi yang akan mereka lakukan. Arli melihat Bayu sedang berusaha menghafalkan janji nikahnya yang tertera di dalam tertib acara itu. Bagi Bayu, menghafal bukan hal yang sulit. Tetapi kali ini berbeda. Ini bukan sekedar hafalan, tetapi sebuah janji yang akan diucapkan Bayu untuk Arli dihadapan Tuhan, dan seluruh jemaat yang hadir di gereja nantinya. Bayu ingin saat mengucapkannya, Bayu dapat melakukannya dengan lancar, tidak terbata-bata. Sebenarnya Arli tidak jauh berbeda dengan kondisi Bayu saat itu. Tetapi melihat kegugupan Bayu, Arli memilih bersikap lebih tenang, berharap sikapnya dapat menular kepada Bayu. 

10.15 Wib
Sebelum pernikahan dilaksanakan, Bayu dan Arli memasuki kantor gereja yang terletak di samping gereja untuk mengikuti acara catatan sipil dan menandatangani akta nikah. Kedua keluarga ikut mendampingi Bayu dan Arli sekaligus menjadi saksi dalam catatan sipil itu. Seusai menandatangani akta, tiba-tiba Bang Donni, abang tertua Bayu memasuki ruangan sambil memeluk ayah Bayu dan berkata, "Puji Tuhan, anakku telah lahir di Bandung, laki-laki. anakku dan Ibunya selamat dan sehat". Rasa haru begitu terasa diruangan itu.. Seorang anggota keluarga berkata, "sungguh luar biasa hari ini bagi keluarga mempelai pria, keluarga Sitanggang, di dalam hari yang sama, Tuhan izinkan 2 (dua) orang sekaligus masuk ke dalam keluarga mereka. 1 orang cucu dari anak pertama, dan 1 menantu yang menjadi istri dari anak kedua. Kita patut bersyukur". Kejadian membahagiakan itu membuat suasana menjadi lebih santai, karena seluruh hati keluarga sudah dipenuhi satu sukacita, dan Arli melihat Bayu jauh lebih tenang dan santai dari sebelumnya. Di dalam hati Arli berkata, "keponakanku itu akan selalu mengingatkanku untuk hari pernikahanku ini dengan Bayu. Mungkin ini cara Tuhan, agar keluarga ini lebih menyatu". 

11.00 WIb.
Terdengar alunan musik yang mengiringi suara lembut 3 orang biduan menyanyikan sebuah lagu rohani yang menghantarkan prosesi masuknya pendeta bersama kedua mempelai Bayu dan Arli diikuti keluarga Bayu dan Arli ke dalam Gereja dan menempati kursi masing-masing. Bayu dan Arli duduk di depan, tepat di depan altar yang sejajar dengan posisi berdirinya pendeta. Sepanjang kebaktian pernikahan itu, airmata bahagia Arli tak mampu dibendung Arli. Bahkan airmata bahagia itu mengalir lebih deras ketika Ibu pendeta yang memimpin ibadah pernikahan memberikan nasehat-nasehat pernikahan sesuai ajaran Kristen, "Tidak ada kehidupan yang sempurna di dunia ini, tetapi ketika kalian berjanji dihadapan Tuhan menjadi suami istri, saat itu kalian bukan diri kalian masing-masing, tetapi menjadi satu. Sakit suami adalah sakit istri, duka suami adalah duka istri, ketika suami salah, itu adalah kesalahan istri pula. Saling menopanglah satu sama lain. Jika satu terjatuh, yang satu berusaha membantu untuk bangkit kembali, maka kalian akan menjadi pasangan yang menyenangkan hati Tuhan dan menjadi teladan bagi keluarga". Arli begitu mengamini dan mengimani kata-kata nasehat ibu pendeta itu. Ia menyadari, meskipun sudah lama menjalin kasih dengan Bayu dan sudah sangat mengenal kebiasaannya, pasti kehidupan suami istri akan lebih rumit dari berpacaran. Ia berharap Ia akan menjadi istri yang mampu mendukung Bayu dalam memimpin rumah tangga mereka nanti. 

Tibalah saat yang menjadi sejarah bagi kehidupan Bayu dan Arli.
Mereka dipanggil untuk berdiri dan naik ke depan altar untuk mengucapkan janji nikah sebelum akhirnya akan diberkati oleh Ibu pendeta. "Sebelum saya memberkati kalian sebagai suami istri, pasangkanlah cincin dan ucapkanlah janji pernikahan di hadapan Tuhan dan jemaatnya.", Ibu pendeta mengambil kotak cincin yang di dalamnya terdapat sepasang cincin emas belah rotan sederhana yang dipilih Bayu dan Arli sebagai cincin pernikahan mereka. Sambil mengangkat cincin itu, ibu pendeta berkata, "cincin ini bulat, tidak terputus, sisi-sinya menyatu dan menjadi satu kesatuan yang utuh. cincin ini melambangkan cinta kasih suami istri dengan meneladani kasih Tuhan, dimana kasih itu menyatu, tidak ada ujungnya, dan tidak terputus. hendaklah kasih Tuhan itu yang terus menjadi teladan kasih dalam rumah tangga kalian. sematkanlah". Bayu mengambil 1 cincin itu, kemudian tidak terdengar suara apapun, suasana gereja heing, Bayu mengambil tangan kanan Arli, dan memandang tepat kearah kedua mata Arli. Sambil memasangkan cincin itu ke jari manis Arli, Bayu berucap, "aku Bayu di hadapan Tuhan akan menerima engkau Arli sebagai istriku, baik di dalam sakit dan sehat, di dalam suka dan duka.." suara Bayu terhenti, mungkin menahan rasa haru dihatinya, namun Arli menggenggam erat tangan Bayu seolah memberinya kekuatan untuk melanjutkan janji nikahnya, ".. di kala berkekurangan maupun di dalam berkelimpahan, hingga Kematian memisahkan kita,". Menyambut ucapan Bayu, Arli mengambil pasangan cincin itu dari tangan sang pendeta, mengambil tangan kanan Bayu dan memandang mata Bayu. Sambil memasangkan cincin itu ke jari manis Bayu dan suara yang terbata-bata disertai airmata yang terlihat mengalir, Arli berucap, "
aku Arli di hadapan Tuhan akan menerima engkau Bayu sebagai suamiku, baik di dalam sakit dan sehat, di dalam suka dan duka, di kala berkekurangan maupun di dalam berkelimpahan, hingga Kematian memisahkan kita,". Kemudian Bayu dan Arli kembali menghadap ke arah pendeta dan berlutut di tempat yang disediakan. Ibu pendeta segera meletakkan kedua tangannya, satu di atas kepala Arli dan satu di atas kepala Bayu sambil mengucapkan doa dan berkat pernikahan sebagaimana yang tertulis di dalam Alkitab. Bayu dan Arli mendengarkannya bahkan memateraikannya dilubuk hati terdalam mereka... 

Pemberkatan nikah telah selesai, Bayu dan Arli dipersilahkan sang pendeta untuk menjumpai kedua orangtua mereka untuk memintakan Restu. Pertama-tama, Bayu dan Arli mengambil bunga yang telah mereka sediakan, dan menemui ayah dan ibu Bayu yang ada di bangku terdepan sebelah kanan.. Bayu memeluk ayahnya memohon restu dan kemudian ibunya, terlihat airmata berlinang di mata ayah dan ibu bayu, airmata haru bercampur bahagia. Kemudian Arli mengikuti menyalam dan memeluk ayah Bayu yang hari ini telah menjadi ayah mertuanya kemudian menyerahkan bunga kepada ibu bayu sambil memeluknya. Saat itu ibu Bayu memeluk Arli begitu lama, dan airmata Arli kembali menetes.  

Kemudian Bayu dan Arli berjalan ke arah kursi Ayah dan Ibu Arli. Bayu segera memeluk dan menyalam Ayah Arli, dan saat itu Bayu berucap, "restu kami amang", panggilan Bayu terhadap ayah Arlipun telah berubah, Ayah Arli memeluk Bayu erat, dan airmatanya menetes. Ia tau, sehabis pernikahan ini, kembali satu anak perempuan yang dikasihinya akan dibawa pergi laki-laki yang menikahinya, dan akan menetap dikota lain. Merasakan akan berpisah membuat rasa sedih bercampur aduk dengan bahagia di hati ayah Arli, kemudian Bayu memeluk Ibu Arli disusul Arli sambil membawa bunga. Ketika memeluk Ibunya, terlihat Ibu Arli seperti susah melepaskan pelukannya dari Arli, kemudian ibu Arli menghapus airmata yang terlihat di pipi Arli sambil berkata, "berbahagialah nak, cerialah..inilah hari yang kudus untukmu, hari yang diberkati Tuhan. Jadi istri yang baik ya nak" ujarnya dengan suara terbata-bata.  Saat itu terlihat kakak-kakak dan adik Arli yang duduk dibelakang turut meneteskan airmata bahagia. 


13.00 WIb
Acara kebaktian pemberkatan nikah sudah selesai, dilanjutkan dengan acara jamuan makan dan acara adat di wisma tepat di sebelah gedung gereja. Acara adat diadakan di lantai bawah, sedangkan acara nasional di adakan di atas. Setelah menyambut tamu-tamu acara adat di bawah, Bayu dan Arli segera naik kelantai atas, dan dengan diiringi musik ,Bayu dan Arli berjalan perlahan menuju kursi pelaminan yang telah disediakan di depan. Tamu-tamu berdiri menyambut mereka. Acara jamuan makanpun dimulai. Setelah acara pemberkatan selesai, Bayu terlihat jauh lebih tenang dan santai. Seperti ada kelegaan dihatinya. Bagi Bayu, ia tidak terlalu memusingkan bagaimana acara pesta pernikahan ini akan berjalan, yang terpenting adalah ibadah pemberkatan pernikahan. Arli juga memiliki pendapat yang sama. Semua kegiatan buatan manusia tidak ada yang sempurna, pasti ada kekurangan. Bayu dan Arli tau, mungkin akan ada kekurangan di pesta nikah mereka ini, tapi itu tidak jadi persoalan, asal pemberkatan nikah dapat mereka jalani dengan suci dan hikmad, karena itulah inti suatu pernikahan. 

Protokol acara nasional memintakan Bayu dan Arli sebagai pasangan pengantin untuk memberikan kata sambutannya dihadapan para tamu. Arli tidak terlalu kuatir, karena sudah memberikan kisi-kisi sambutan yang dapat membantu Bayu. alangkah terkejutnya Arli ketika Bayu mengucapkan sambutannya tidak lebih dari 5 kalimat, "Terima kasih atas kehadiran Bapak dan Ibu di acara pernikahan kami, kami berharap bapak dan ibu turut merasakan sukacita kami dan mendoakan kami agar rumahtangga kami dapat berjalan baik dan langgeng selalu. Maaf jika ada kekurangan kami, sekian dan terima kasih". ya ampun... Ingin rasanya arli tertawa terbahak-bahak mengingat bagaimana Arli malam sebelumnya telah mempersiapkan konsep sambutan untuk Bayu dengang penuh kesungguhan. Ketika sudah duduk kembali ke pelaminan, arli bertanya pada Bayu, "kok sambutannya singkat?", Bayu menjawab, "aku ga nyangka disuruh nyampein sambutan, ga tau harus bilang apa..", Arli menyahut terkejut, "Lah, bukannya aku udah kasih tau ya, bahkan konsep sambutan kamu ada di kantong jas kamu tuh", Sambil menepuk kepalanya Bayu berujar, "astaga... jadi dikertas ini konsep sambutan ya? sorry, aku ga konsen tadi pas dimobil, aku cuma fokus ke acara pemberkatan nikah kita..maaf ya. aku tadi terlalu memikirkan soal janji nikah kita. Itupun aku masih terbat-bata tadi mengucapkannya." Dengan tersenyum, Arli menjawab, "Ga papa Bayu, janji nikahmu tadi terdengar sangat tulus. Aku tau kamu mengucapkannya dari hatimu.", selanjutnya mereka menjalani panjangnya pesta adat dengan penuh rasa sukacita..

[disambung ga ya?]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar