kisahnya tentang diriku sendiri..
sama sekali tidak berniat menyombong atau berpuas diri dari apapun yang pernah atau telah diraih hingga saat ini, hanya berbangga terlahir sebagai seorang perempuan dan sebagai apa adanya diriku dulu hingga saat ini..karna semua hanya oleh ANUGERAH-NYA.
Selamat membaca!
AKU PEREMPUAN..dan AKU BISA!
Perkenalkan! Aku perempuan….

Aku bersyukur dan bangga terhadap kedua orangtuaku. Reaksi dan tanggapan mereka terhadap selintingan cerita-cerita maupun pandangan yang memandang remeh terhadap keluargaku sungguh mengesankan. Jika kepada ayahku ditanyakan bagaimana rasanya dikelilingi para wanita di rumah sebagai bentuk penegasan tidak adanya laki-laki di rumah selain ayah, beliau selalu menjawab, “ah..tidak masalah. Bahkan aku sangat bersyukur dikaruniai keluarga ini. Aku punya istri yang sangat mendukungku,
Semangat bocah kecil…..
Aku tidak mengecap pendidikan di Taman Kanak-Kanak sebelum duduk di bangku Sekolah Dasar karena orangtuaku yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (saat itu pangkat/golongannya masih rendah) tidak memiliki kemampuan keuangan untuk itu, apalagi aku punya dua orang kakak yang sedang bersekolah. Namun aku selalu ingin cepat-cepat belajar agar aku pintar. Oleh karena itu, aku meminta untuk ikut ibuku setiap ia pergi ke sekolah untuk mengajar (saat itu ibuku mengajar kelas 1 SD). Meskipun aku bukan satu dari siswanya, di kelas aku memperhatikan ibuku yang mengajar dan ikut mempelajari apa yang dia ajarkan kepada murid-muridnya. Proses itu membuatku telah mampu membaca, menulis, dan berhitung sebelum aku mulai bersekolah.
Melihat kemampuanku, ayah mengusulkan agar aku bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Swasta yang memiliki reputasi terbaik di daerahku dengan alasan sekolah tersebut memiliki fasilitas pendidikan yang jauh lebih baik dari sekolah dasar negeri tempat orang tuaku mengajar.
Hal ini tidak membuatku pesimis. Semangat orangtuaku mendorongku giat belajar. Satu tekadku, disetiap akhir caturwulan (masa itu kurikulum pendidikan mengenal sistem caturwulan) orangtuaku akan datang ke sekolah untuk menerima penghargaan karena prestasiku. Tuhan pasti mendengarkan doa umatnya yang mau bekerja keras dan mematuhi FirmanNya, harapankupun terkabul. Selama bersekolah di sekolah swasta tersebut, orangtuaku hampir tidak pernah membayar uang sekolah karena aku meraih juara umum dan memperoleh beasiswa berupa pembebasan kewajiban membayar uang sekolah.
Ayah ibuku tetap bangga….
Aku sempat pesimis karena nilai ebtanasku (sistem ujian akhir SLTP saat itu) tergolong biasa-biasa saja dari antara orang-orang yang mendaftar di SMU Negeri 1 Medan. Puji Tuhan, aku diterima meskipun namaku berada pada lembar akhir daftar siswa yang diterima.
Aku berteman.. dan aku punya caraku sendiri…
Semakin hari aku semakin giat berjuang, tidak hanya dalam pelajaran sekolah, akupun mulai menyibukkan diri dikegiatan ekstrakokurikuler sekolah.


Bukan tidak perduli dengan pendapat orang sekitar, namun aku tidak mau menyesal kelak dengan keputusan-keputusan yang kuambil sekarang. Karena aku sadar siapa diriku nanti adalah hasil dari keputusanku di masa lalu. Aku bukan tidak ingin bergaul, tapi aku hanya membatasi waktu untuk bergaul, aku bukan tidak ingin bermain, tapi aku tidak ingin menghabiskan waktu terlalu banyak untuk bermain. Di setiap akhir pekan aku tetap bergaul dengan orang-orang di sekitarku. Tapi sepertinya itu dinilai tidak cukup. Aku punya terlalu banyak mimpi dan harapan, dan tidak banyak teman yang melihatnya sebagai mimpi dan harapan yang layak diharapkan. Mereka berkata kelak akan ada pria yang akan bersamaku, kenapa aku harus berjuang sekeras itu? Biarkan pria itu memenuhinya untukku… Sayangnya aku tidak sependapat. Aku membutuhkan pria itu,

Pemikiranku ini membuatku lebih nyaman bergaul dengan teman pria daripada teman wanita, sehingga aku lebih banyak berteman dengan para pria,

Pendidikanku di SMU aku selesaikan dengan baik, meskipun prestasi terbesar yang dapat kuraih hanya sebagai siswa berpredikat sepuluh besar di kelasku.
Aku perempuan…aku punya mimpi dan harapan dan aku bisa…
Aku tidak dapat menggambarkan kekecewaanku atas kegagalanku masuk PTN. Aku mencoba menghakimi diriku sendiri, menilai dari tidak serius, terlalu banyak bermain, tidak berjuang. Selanjutnya dengan bodohnya aku menghukum diriku sendiri dengan mengurung diri di rumah, menutup diri dari dunia luar. Orang-orang mulai mengeluarkan komentar-komentarnya ketika aku menyampaikan pada orangtuaku aku akan berjuang di SPMB tahun depan karena aku sudah bertekad, aku harus masuk PTN terbaik
Sekitar tujuh bulan aku habiskan di rumah mengerjakan pekerjaan rumah dan tentunya BELAJAR. Aku mengulang pelajaranku sendiri. Tiga bula terakhir, aku mengikuti kursus komputer. Aku tidak ingin menjadi orang yang gaptek (gagap teknologi). Tiga bulan menjelang SPMB tahun keduaku, aku mengikuti bimbingan belajar. Puji Tuhan, akhirnya aku lulus di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan telah menyelesaikan studiku disana selama 4 (empat) tahun
dengan Indeks Prestasi Kumulatif yang baik serta telah diwisuda 29 Agustus 2008 lalu.
Tepatnya pada tanggal 25 September 2008, sebulan setelah hari wisudaku, aku mendaftarkan diri sebagai Calon Jaksa di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (kota domisiliku di KTP adalah Medan, sehingga aku harus mendaftar di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara). Melewati tahap demi tahap seleksi, akhir November 2008 aku dinyatakan lulus seleksi. Tanggal 16 Maret 2009 aku menerima Surat Keputusan sebagai CPNS Kejaksaan RI dan ditempatkan di Kejaksaan Negeri Panyabungan Sumatera Utara selama 2 tahun.
Teringat akan ucapan seorang teman dekat di daerahku beberapa hari menjelang sidang skripsiku, yang mengucapkan selamat dan mendukungku melalui handphone. Kami bercerita mengenang masa-masa pertemanan kami. Pada akhir pembicaraan ia berkata, “San, kamu perempuan biasa, tapi kamu berbeda. Kamu selalu berfikiran maju dan positif dan kamu pejuang yang sangat keras kepala. Mungkin aku dan teman-teman adalah orang yang sangat mengagungkan masa remaja karena bisa menikmati waktu-waktu yang menyenangkan, tapi sayang kami lupa akan hal yang penting untuk masa depan kami. Ketika melihat apa yang teman-teman kerjakan saat ini di sini dan apa yang sedang kamu perjuangkan disana, sangat jauh berbeda. Kami bangga padamu. Kelak tetaplah miliki semangat itu. Keberadaanmu pasti akan selalu diperhitungkan dimanapun kamu berada.
Tidak hanya terbatas pada suku Batak dan berbagai suku-suku lainnya, tetapi pada kenyataannya di Negara kita memang tumbuh sumbur budaya patriakhi. Tetapi hendaknya ini tidak membuat surut tekad para perempuan untuk maju dan berprestasi.

Jadilah perempuan berprestasi yang akan menjadi pendamping pria terbaikmu.

ka kalo lulusan sma daftar cpns kejaksaan nantinya jadi apa ya ??//
BalasHapusmba boleh saya bertanya ?? saya di jawara.banget@gmail.com
BalasHapus